Berita Terkini

38

MELIHAT JUMLAH TPS DI TRENGGALEK DARI BERBAGAI PEMILU

Keberadaan Tempat Pemungutan Suara (TPS) tidak bisa dianggap remeh dalam sebuah pemilihan. Sebab,  di situlah sebuah momentum paling penting bagi proses pemilihan itu terjadi. “Istilahnya di situlah klimaknya, bukan berarti yang lain tidak penting, tapi di situlah suara akan ditentukan”, tegas Gembong Derita Hadi divisi Perencanaan dan Data KPU Kabupaten Trenggalek. Oleh karena itulah KPU Kabupaten Trenggalek selalu mendiskusikan keberadaan TPS setiap momen pemilihan sudah mulai masuk tahapan. Bahkan kemarin (Senin, 17/04/2017), jauh hari sebelum tahapan Pilkada Jatim 2018 masuk, KPU Kabupaten Trenggalek juga melakukan rapat pleno untuk menentukan jumlah TPS yang dibutuhkan. Rapat itu memang dilakukan karena permintaan KPU Propinsi Jawa Timur yang menginstruksikan KPU Kabupaten/Kota, termasuk KPU Trenggalek, untuk mengirimkan berapa kebutuhan jumlah TPS. Salah satunya untuk menjadi bahan dalam menyusun anggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018 yang jadwal pemungutan suaranya juga belum ditentukan. Rapat pleno memutuskan bahwa Trenggalek butuh 1.500 TPS untuk mendukung proses Pilgub Jatim tahun depan. Jumlah ini sama dengan kebutuhan TPS pada Pemilihan Gubernur 2013 dan Pemilihan Presiden 2014. Sementara itu untuk Pemilu Legeslatif tahun 2014 jumlah TPS di Trenggalek jauh lebih besar, yaitu 1.635. Sedang untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek (Pilkada Trenggalek) tahun 2015, jumlah TPS berkurang mejadi 1.300 TPS. Menurut Gembong, faktor yang dipertimbangkan dalam menetapkan jumla TPS biasanya juga faktor anggaran. Selain itu juga jenis pemilihan. “Selain itu juga tingkat kerumitan pelaksanan kegiatan di TPS-nya, seperti Pileg 2014 yang lebih banyak karena cara mencoblosnya rumit dan penghitungannya juga lama sebab jumlah yang dipilih banyak dan surat suaranya lebar sekali”, tegas Gembong. [Hupmas]


Selengkapnya
33

SIARAN KPU TRENGGALEK ANGKAT TEMA KAUM MUDA DAN DEMOKRASI

KPU Kabupaten Trenggalek kembali melakukan siaran untuk melakukan sosialisasi seputar tema Pemilu dan Demokrasi. Kali ini dilakukan di Radio Pemerintah Kabupaten Trenggalek (RPKT) Praja Angkasa yang memang telah menyediakan waktu siaran tiap hari Rabu (seminggu sekali). Materi yang diangkat kali ini adalah “Kaum Muda dan Demokrasi”, dengan narasumber adalah Nurani dari Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat (SDM dan Parmas). Menurut Nurani, tema itu diangkat karena dua alasan. Pertama, karena dirinya memang ada di divisi yang membidangi partisipasi masyarakat, termasuk bagaimana kaum muda bisa maksimal dalam berpartisipasi di  ruang demokrasi. Kedua, karena KPU Kabupaten Trenggalek lagi gencarnya menyosialisasikan keberadaan Rumah Pintar Pemilu (RPP) VOTE yang diharapkan dikunjungi kaum muda untuk peningkatan kesadaran dan menambah wawasan seputar pemilu dan demokrasi. “Kami ingin kaum muda tidak apatis, karena mereka yang pemilik masa depan bangsa ini harus aktif berpartisipasi”, tegas Nurani. Siaran ini dimanfaatkan untuk menguriakan masalah-masalah yang dihadapi oleh kaum muda sekarang, salah satunya  karena apatisme akibat politik yang didomonasi kepentingan “kaum tua” yang kemudian membuat politik itu sepertinya tidak “keren” bagi anak-anak muda. Selain itu, Nurani mengatakan, ada bentukan ideologi media massa yang melemahkan cara pandang kaum muda, sehingga kaum muda sangat dibentuk oleh budaya pop yang hanya membuat mereka lebih masuk pada budaya dangkal. Nurani mencontohkan budaya baca yang amat rendah dan daya tarik organisasi dan komunitas penyadaran rendah. Menurut Nurani, nasib kaum muda adalah tanggungjawab bersama. Dari sisi KPU sebagai lembaga yang diberi amanah untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dan pemilih pemula, yang dilakukan hanyalah sebatas upaya dalam konteks pemilih yang berasal dari kaum muda, termasuk pemilih pemula. Targetnya adalah memastikan maksimalnya partisipasi pemilih pemula dalam pemungutan suara (menekan angka golput), mendorong mereka berpartipasi dalam tahapan dengan peran yang bisa dilakukan, meningkatkan kesadaran mereka terhadap fenomena politik, serta mendorong mereka ke arah partipasi yang konsisten dan maju. “Partisipasi yang tidak hanya pemilu, tapi juga panjang, kaum muda perkuat masyarakat sipil dengan berbagai kegiatan yang meningkatkan penyadaran bagi mereka”, tegas Nurani. Keberadaan Rumah Pintar Pemilu ‘VOTE’ KPU Kabupaten Trenggalek, menurut Nurani, akan didesain untuk tujuan itu. Nurani menceritakan bahwa akan ada forum kaum muda tiap bulan di rumah pintar itu dan mereka akan dikelola sedemikian rupa. “Targetnya mereka akan  jadi “relawan” demokrasi yang akan mendiseminasikan kesadaran ke teman-teman sebayanya, mengingat mereka adalah perwakilan dari organisasi sekolah dan mahasiswa, juga ormas pemuda”, tambah Nurani. [Hupmas]


Selengkapnya
37

RPP ‘VOTE’ KPU TRENGGALEK ADAKAN FASILITASI PENDIDIKAN PEMILIH

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, hari ini (Selasa, 11/04/2017) KPU Kabupaten Trenggalek untuk keua kalinya melaksanakan pendidikan pemilih. Kegiatan ini mengundang sekitar 50-an simpul-simpul massa dari kalangan pemilih pemula, pra-pemilih, dan kaum muda. Mereka adalah para pimpinan organisasi sekolah, ormas pelajar dan pemuda, komunitas literasi, dan lain-lain. Berlangsung di Rumah Pintar Pemilu ‘Vote’, acara dimulai dengan menyanyikan langu Indonesia Raya. Setelah itu Ketua KPU Kabupaten Trenggalek memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya Suripto Ketua KPU Kabupaten Trenggalek menguraikan fungsi Rumah Pintar Pemilu ‘Vote’ dan mengundang para peserta agar bisa setiap waktu berkunjung untuk menyerap informasi. Selain itu, kata Suripto, Rumah Pintar Pemilu ‘Vote’ juga memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan partisipasi kaum muda di berbagai bidang. Rumah Pintar Pemilu ‘Vote’, kata Suripto, bisa jadi tempat diskusi komunitas apa sajam terutama kaum muda. “Tempat ini adalah rumah kita bersama, setelah ini ada agenda-agenda  yang bisa kita laksanakan bareng agar kita jadi individu berdaya dan punya partispasi aktif dalam masyarakat”, tegas pria alumni  IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu. Masuk pada acara inti, Nurani dari Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat KPU Kabupaten Trenggalek dengan metode partisipatif mengajak para kaum muda untuk mendiskusikan masalah-masalah demokrasi dan kepemiluan. Nurani membagi peserta menjadi empat kelompok dan masing-masing kelompok diberi permasalahan untuk didiskusikan.  Hasil diskusinya kemudian dipresentasikan oleh perwakilan masing-masing kelompok dan ditanggapi oleh peserta yang lain. Dengan metode ini, menurut Nurani, harapannya agar anak-anak muda memahami masalah-masalah yang sering mereka hadapi berkaitan dengan pemilu, misalnya fenomena Golput, Money Politik, dan lain-lain. Setelah sesi diskusi, sebagai fasilitator Nurani melakukan review dan memberikan pemahaman tentang pemilu, hak-hak rakyat, dan bagaimana sikap yang harus diambil oleh kaum muda. “Harapannya, kita ajak mereka berpikir mengurai tentang budaya politik yang harus mereka sikapi, dan mendorong mereka aktif terlibat untuk membantu menjadi warga yang cerdas dan rasional”, kata Nurani. Sesi berikutnya adalah wawasan tentang teknis pemilu, yang dipandu oleh Gembong Deita Hadi, Divisi Perencanaan dan Data KPU Kabupaten Trenggalek.  Di sesi ini, peserta diajak untuk mengenal seluk beluk kejadian dan aturan yang harus dilakukan di tempat pemungutan suara. Dimulai dengan memperkenalkan tahapan pendataan pemilih, kemudian peserta diajak memahami pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara. Dengan menggunakan alat peraga yang ada di Rumah Pintar Pemilu ‘Vote’, peserta  dipahamkan  tentang kejadian di TPS. [Hupmas]


Selengkapnya
29

PESERTA PENDIDIKAN PEMILIH RPP “VOTE” MENYEPAKATI RENCANA TINDAK LANJUT DAN KEGIATAN BERKELANJUTAN

Kegiatan fasilitasi pendidikan pemilih untuk kaum muda hari ini (Selasa, 11/04/2017) menjadi awalan yang baik untuk pengembangan kegiatan pendidikan pemilih selanjutnya. Bahkan kegiatan di Rumah Pintar Pemilu ‘Vote’ selanjutnya sudah direncanakan oleh peserta fasilitasi pendidikan pemilih sendiri. Menurut Nurani Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat KPU Kabupaten Trenggalek, pertemuan hari ini sifatnya partisipatif dan para peserta dimintai usulan kegiatan. Dalam hal ini, kata Nurani, usulan yang ditawarkan harus berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas peserta sebagai  pemilih dan calon pemilih yang berisi pengembangan diri dalam makna yang luas. “Kami ingin mengawal mereka dengan materi-materi yang sifatnya pengembangan diri, tidak melulu berkaitan dengan pemilu dan demokrasi dalam makna yang sempit”, papar Nurani. Dalam forum itu awalnya ada tawaran agar peserta yang terdiri dari perwakilan sekolah dan kampus di Kabupaten Trenggalek ini membuat forum minimal tiap bulan di Rumah Pintar Pemilu “Vote”. Kemudian, peserta disuruh mendiskusikan materi pengembangan diri apa yang akan dibahasa dalam tiap pertemuan tersebut. Di antaranya materi yang akan disampaikan untuk pengembangan karakter dan peningkatan kualitas mereka antara lain, workshop literasi mulai dasar-dasar menulis, jurnalistik, hingga menulis fiksi dan non-fiksi, workshop dan pelatihan ‘public speaking’, dan workshop seni teater. “Sementara beberapa hal ini yang mereka sepakati, untuk selanjutnya ide-ide kegiatan akan dibuat sambil mengalir saja”, papar Nurani. Laki-laki kelahiran Watulimo Trenggalek ini memandang bahwa materi-materi tersebut cukup strategis untuk disampaikan karena peningkatan kapasitas untuk kaum muda dalam hal kemampuan komunikasi baik secara tertulis maupun lisan memang diperlukan untuk membantu mereka agar mudah diarahkan untuk berpartisipasi. [Hupmas]


Selengkapnya
34

'NGUMPUL' DI RUMAH PINTAR PEMILU "VOTE" KPU TRENGGALEK, REMAJA DAN KAUM MUDA TRENGGALEK MENGHENDAKI DEMOKRASI YANG BERKUALITAS

Tidak disangka, bahwa para remaja dan kaum muda dari Trenggalek cukup partisipatif dalam forum yang diadakan oleh Rumah Pintar Pemilu “Vote” KPU Kabupaten Trenggalek hari ini (Selasa, 11/04/2017). Dalam acara yang bertajuk ‘Fasilitasi Pendidikan Pemilih’ ini, mereka mampu mengungkapkan pemikiran mereka dalam melihat masalah-masalah seputar pemilu, demokrasi, dan politik di masyarakat. “Luar biasa, mereka bisa mengekspresikan diri dari hasil diskusi kelompok yang kemudian dipresentasikan dan didiskusikan”, papar Nurani Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat yang memandu jalannya diskusi. Awalnya Nurani mendesain kegiatan itu sedemikian rupa, dengan tujuan agar anak muda itu juga partipatif dalam forum, tidak sekedar medengarkan materi saja. Peserta forum ini dibagi empat kelompok, dan ditawari dengan tema diskusi, antara lain fenomena politik uang, golput, harapan kaum muda pada demokrasi (termasuk  peserta pemilu dan yang terpilih, dan tentang kampanye. Masing-masing kelompok yang terdiri dari antara 10-15 orang diberi waktu untuk diskusi di kelompoknya masing-masing selama 20 menit. Kemudian mereka mempresentasikan hasil diskusinya, dan presentasi itu ditanggapi oleh kelompok lain. Perwakilan kelompok yang maju ke depan untuk presentasi adalah juru bicara dan notulen. Dari forum inilah terungkap bahwa harapan-harapan mereka terhadap dunia politik, demokrasi, dan kepemiluan bisa dibilang sangat idealis. Salah seorang juru bicara,  Febi Catur, misalnya, mengharapkan bahwa kaum muda harus  terlibat dalam pemberantasan politik uang, dimulai dari diri sendiri, lingkungan  terdekat (keluarga) dan membuat gerakan massif melalui organisasi. Ketua KPU Kabupaten Trenggalek mengapresiasi kegiatan ini. Ia  menaruh harapan besar pada kaum muda Trenggalek untuk menjadi motor penggerak kesadaran kritis masyarakat yang amat berguna bagi kualitas demokrasi baik pada konteks nasional maupun lokal. “Merekalah yang  tampaknya akan merubah kehidupan bangsa ini agar lebih baik lagi, mereka harus dikawal terus agar lebih mantab lagi”, kata Suripto. [Hupmas]


Selengkapnya
30

KPU KEMBALI SIARAN DI RADIO FORTUNA FM

Tak bosan untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih, KPU Kabupaten Trenggalek terus memanfaatkan hasil kerjasamanya dengan media, terutama media Radio. Seperti hari ini, KPU Kabupaten Trenggalek tak mau melewatkan jadwal sosialisasi yang dibrikan oleh salah satu radio swasta di Kabupaten Trenggalek, yaitu Radio Fortuna FM yang berada di Kecamata Durenan. Radio swasta pimpinan Maik Fajar yang juga sering menjadi mitra KPU kabupaten Trenggalek ini memberikan jadwal tiap Hari Senin pukul 09.00-10.00, dua minggu sekali. Sementara itu, bagian Teknis dan Hupmas KPU Kabupaten Trenggalek juga sudah membagi tugas siaran bagi petugas sosialisasi. Dalam siaran sosialisasi hari ini (Senin, 10/04/2017), yang bertugas untuk melakukan siaran adalah Nur Huda, Divisi Keuangan dan Logistik. Tema yang diambil adalah tentang penyimpanan arsip dan penanganan logistik pasca pemilu. Siaran ini seperti biasa dipandu oleh Malik Fajar. Dalam paparannya, Nur Huda menyatakan bahwa penyikapan terhadap arsip dan penanganan logistik pasca pemilu menunjukkan bahwa kegiatan ini bukanlah kegiatan yang mudah di masa setelah rahapan pemilu berakhir. “Jadi, menunjukkan bahwa penyelenggara pemilu itu tidak berhenti berpikir dan berkegiatan meskipun tahapan pemilu sedang tidak ada”, tegas Nur Huda. Dijelaskan bahwa semua tahapan dan kegiatan KPU   harus mengacu pada aturan. Sehingga KPU RI selalu membuat peraturan.  Di dalam tahapan pemilu, misalnya, selalu dibuat peraturan tentang norma, standar, prosedur, kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan pemilihan yang menjadi patokan bagaimana pengadaan barang itu dibuat. Setelah selesai pemilu, lanjut Nur Huda, perlengkapan pemungutan suara dan peralatan pendukung lainnya juga harus dikelola sesuai dengan peraturan. “Misalnya, KPU punya Peraturan Nomor 13 Tahun 2015, intinya tidak semudah yang dibayangkan bahwa setelah calon terpilih ya sudah”, ungkap pria kelahiran Tulungagung ini. Sementara itu mengenai arsip pemilihan, Nur Huda mengatakan bahwa masalah penyimpanan bisa dilakukan dengan  berkomunikasi dengan kantor arsip yang diberi amanah untuk menyimpan data-data bersejarah. “Tentunya, sekali lagi, selain patuh pada aturan, juga harus menjalin komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait”, tutur pria alumni IAIN Tulungagung ini. [Hupmas]


Selengkapnya