Berita Terkini

28

MENEROPONG SDM YANG DILIBATKAN KPU DALAM PEMUNGUTAN SUARA 9 DESEMBER 2020

TRENGGALEK— Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek dalam Pemilihan Serentak Lanjutan tahun 2020 merupakan kegiatan yang melibatkan sumber daya manusia yang besar. Ada belasan ribu orang yang dilibatkan sebagai panitia. Selain setengah juta lebih pemilih, panitia itu akan siap melayani warga di TPS. Tak heran jika Nurani selaku divisi yang membidangi rekrutmen SDM KPU kabupaten Trenggalek mengatakan bahwa hanya KPU yang bisa mengorganisir orang sebanyak itu dalam satu hari. “Ini adalah perstiwa pengorganisiran orang dalam jumlah banyak yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun kecuali penyelenggaraan pemilihan”, kata Nurani. Hal itu disampaikan di sela-sela paparannya dalam acara Rakor Persiapan Pembersihan Alat Peraga Kampanye yang dilakukan di Rumah Makan Mekarsari pada hari Sabtu (05/12/2020) lalu. Dalam kesempatan tersebut, Nurani menyampaikan bahwa ada 13.950 personil yang akan berada di 1.550 TPS  untuk melayani   hak pilih warga. Terdiri dari 10.850 KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) dan 3.100 Petugas Ketertiban TPS. SDM itu sudah terbentuk dan siap menjalankan tugas, meskipun terus mendapatkan bimbingan teknis dari KPU melalui PK dan PPS. Proses pembentukan KPPS sudah selesai dilakukan, diharapkan KPPS dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelantikan KPPS Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek dalam Pemilihan Serentak Lanjutan Tahun 2020 dilaksanakan pada tanggal 23 November 2020 di Kecamatan Se-Kabupaten Trenggalek.[Woro]


Selengkapnya
47

MENGENAL SOSOK SELFI, SINDEN TRENGGALEK YANG TAMPIL DALAM SOSIALISASI “JULA-JULI DEMOKRASI” KPU TRENGGALEK 2020

TRENGGALEK—Acara Sosialisasi Pemilihan tahun 2020 melalui Tajuk  “Jula-Juli Demokrasi” pada Hari Jumat, 04 Desember 2020, mulai pukul 20.00 WIB tergolong acara yang menarik. Acara bisa digelar dengan menggandeng para seniman dan seniwati Trenggalek. Salah satu seniwati yang hadir dalam acara ini sebagai “sinden” (penyanyi) adalah Selfi. Disela-sela acara diskusi dan sosialisasi lewat kidungan Jula-Juli oleh bapak Agus Sarondeng, bisa dikatakan Selfilah yang paling banyak tampil dengan “gendhing-gendhing”-nya. Suaranya yang merdu, yang membuatnya layak dijuluki “sindhen” Trenggalek, mengiringi acara “Jula-Juli Demokrasi” sejak awal hingga akhir. Nama aslinya, Selfina Listya Dewi. Ia tergolong masih belia karena umurnya baru 19 tahun. Ia lahir pada 21 Desember 2001. Gadis yang tinggal di RT 22 RW 10 Desa Sugihan Kecamatan  Kampak Kabupaten  Trenggalek ini sudah punya jam terbang tinggi dengan penampilan khasnya menyanyikan lagu-lagu Jawa baik, terutama langgam dan campursari. Sebagai penyanyi Sinden, iapun tak jarang ikut pentas di pertunjukan Wayang Kulit. Tahun 2018 pernah “nyinden” di kota Gorontalo bersama pentas Wayang Kulit. Setelah lulus SD, ia melanjutkan di SMP negeri di kecamatan tempat tinggalnya, SMPN 1 Kampak. Di sekolah inilah, sejak kelas 1,  bakat tarik suara mulai terungkap. Memang, dari keluarganya ia juga banyak belajar menyanyi dan “nembang”. Memasuki SMAN 1 Karangan, sekolah lanjutan atas yang cukup terkenal kegiatan keseniannya, bakat Selfi kian terasah dengan bagus. Nama Selfi ikut melejitkan sekolahnya karena banyak lomba yang ia ikuti ketika di SMAN 1 Karangan, mulai dari lomba macapatan tingkat kabupaten dan lomba menyanyi Solo di luar kota. Dalam acara sosialisasi Pemilihan Serentak 2020 ini, Selfi dipercaya oleh bapak Agus Sarondeng untuk menjadi satu-satunya penyanyi. Wajahnya muncul di Live-streaming Youtube KPU Kabupaten Trenggalek. Bukan hanya menyanyi. Videonya mengajak warga untuk memilih pada tanggal 09 Desember 2020 juga tersebar luas melalui media sosial. [Hupmas]


Selengkapnya
28

KPU TRENGGALEK GELAR RAPAT KOORDINASI PENERTIBAN ALAT PERAGA KAMPANYE

TRENGGALEK— Masa kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek Tahun 2020 segera berakhir. Berdasarkan tahapan, jadwal, dan program yang telah ditetapkan dalam Peraturan KPU RI bahwa tanggal 5 Desember 2020, pukul 24.00 WIB merupakan batas akhir pelaksanaan kampanye. Termasuk, seluruh pasangan calon, tim kampanye, relawan, partai pengusung, dan pendukung/simpatisan harus mengakhiri kegiatan kampanye tepat pada tanggal 5 Desember 2020, pukul 24.00 WIB. Hal tersebut disampaikan oleh Nurani, Anggota KPU Kabupaten Trenggalek Divisi Sosdiklih-Parmas dan SDM dalam  Rapat Koordinasi Penertiban Alat Peraga Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek dalam Pemilihan Serentak Lanjutan Tahun 2020, yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 5 Desember 2020, pukul 08.30 s.d. 12.00 WIB bertempat di RM Mekarsari. Hadir dalam acara ini  Bawaslu, Kepolisian, Pemerintah Kabupaten,   Pemantau Pemilihan, Tim Kampanye Pasangan Calon, Ormas, LSM, dan Partai Politik tingkat Kabupaten Trenggalek. Acara tersebut membahas tentang mekanisme penertiban alat peraga kampanye. Dalam acara ini disepakati bahwa penertiban alat peraga kampanye harus dilakukan oleh tim kamanye dan partai pengusung. Jika hal itu tidak dilakukan, maka pihak KPU Kabupaten Trenggalek akan berkordinasi dengan Satpol PP dan Bawaslu untuk melakukan pembersihan. “Pembersihan APK ini adalah tugas kita bersama, mohon kerjasamanya yang baik demi menjaga aturan dan demi kedamaian Trenggalek jelang pemungutan suara”, tegas Nurani. [Woro]


Selengkapnya
33

KPU TRENGGALEK JUGA LAKUKAN SOSIALISASI PROTOKOL KESEHATAN DALAM PEMUNGUTAN 9 DESEMBER 2020

TRENGGALEK— Bersamaan dengan Rapat Koordinasi Penertiban Alat Peraga Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek dalam Pemilihan Serentak Lanjutan Tahun 2020, yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 5 Desember 2020, pukul 08.30 s.d. 12.00 WIB bertempat di RM Mekarsari, KPU Kabupaten Trenggalek juga lakukan sosialisasi Protokol Kesehatan dalam Pemungutan Suara di TPS yang akan berlangsung empat hari lagi (9 Desember 2020). Dalam sosialisasi yang dihadiri Bawaslu, Kepolisian, Pemerintah Kabupaten,   Pemantau Pemilihan, Tim Kampanye Pasangan Calon, Ormas, LSM, dan Partai Politik tingkat Kabupaten Trenggalek ini, KPU Kabupaten Trengalek juga menghadirkan narasumber dari Jurnalis, yaitu Tauhid Wijaya (Direktur Jawa Pos-Radar Kediri). Nara sumber lainnya adalah Istatiin Nafiah selaku Divisi Teknis yang bertanggungjawab pada proses pemungutan suara, penghitungan, dan rekap hasil perolehan suara dalam Pemilihan 2020 ini. Tauhid Wijaya menyoroti pentingnya keselamatan warga dalam Pemilihan. Ia berharap KPU benar-benar menjamin keselamatan warga, termasuk pemilih di TPS, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ia juga berharap demokrasi lokal dijaga dengan menghindari praktik-praktik politik uang. Sementara itu, Istatiin Nafiah menjelaskan bagaimana cara KPU menjalankan protokol kesehatan. KPU telah melakukan rapid test terhadap seluruh penyelenggara Pemilihan dan melakukan serangkaian upaya untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Untuk itu, dirinya memohon kepada masyarakat untuk juga mengedepankan keselamatan dalam melakukan seluruh aktivitas termasuk saat memberikan hak pilih di TPS dan Protokol Kesehatan harus dipatuhi. Ditambahkan oleh Istatiin bahwa penyediaan fasilitas cuci tangan, pemakaian alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan face shield), pengaturan jadwal mencoblos, pengaturan antrian, dan tempat duduk, serta penyemprotan desinfektan menjadi hal yang harus dilaksanakan oleh KPU Kabupaten Trenggalek beserta badan adhocnya dalam menyelenggarakan tahapan pemungutan dan penghitungan suara di tingkat TPS. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya penularan dan jatuhnya korban akibat tertular Covid-19. [Woro]


Selengkapnya
223

INILAH LIRIK “JULA-JULI DEMOKRASI” KARYA AGUS SARONDENG UNTUK PEMILIHAN 2020 DI TRENGGALEK

TRENGGALEK—“Jula-juli” adalah sebuah  syair yang kemudian dilagukan, diiringi musik Jawa. Biasanya “jula-juli” dinyanyikan sebelum pertunjukan ludruk dimulai. Secara umum “Jula-juli” berisi kalimat yang mengandung rima seperti patung. Biasanya berisi pesan moral, tentang kehidupan sehari-hari, namun disampaikan dalam bahasa yang  lucu. Itulah yang menarik minat KPU Kabupaten Trenggalek untuk memilih “jula-juli” sebagai medium sosialisasi pada hari Jumat, tanggal 4 Desember 2020 malam. Agus Sarondeng, selaku seniman yang digandeng, secara khusus menciptakan lirik-lirik kidung “jula-juli” yang bertema Pemilihan di masa Pandemi, terutama pesan ajakan memilih dengan menggunakan protokol kesehatan. Bagaimana isi pesan ajakan memilih di masa pandemi tersebut? Berikut ini adalah lirik “jula-juli Demokrasi” karya seniman Agus Sarondeng: (1) Pak Kerto tuku kertu Medun krethek Kertosono Jare mlebu kok malah metu Horotoyo iku apa Ora saru iku bubar nyoblos... (2) Isi kates bunder-buder Budhal Te-Pe-Es nganggo Masker (3) Mangga-mangga  tanggal sanga Desember Tindak  neng TPS nganggo Masker Isuh nganggo sabun carane sing bener Supaya sehat badan e seger (4) Yen wes tekan TPS banjur antria Sumangga lenggah ingkang sekeca Jarak aman padha gatekna Supaya slamet kabeh para warga (5) Banjur nyawang sing dadi pilihane Banjur nyoblos panggone fotone Yen wis rampung ojo suwe-suwe Enggal kundur ing wismane dewe-dewe (6) Iki jaman, jaman pandemi Para kawula wis padha ngerti Aja  pijer mung wira-wiri Mulane ayo sing ati-ati (7) Menyang TPS aja ngajak putra Yen ngajak putra ora prayoga Becik neng omah luwih utama Kanggo njaga  slamete kula warga (8) Warga kabeh duwe kuwajiban Milih pemimpin sing dadi idaman Mula aja nganggo ragejegan Sanyatane wis duwe pilihan (9) Purnaning atur puniki Mangga sami amemuji Konjuk ing ngarsane Gusti Gusti Ingkang Maha Suci Santen toyane kelapa Cukup semanten atur kawula.*


Selengkapnya
41

MENGENAL AGUS SARONDENG PENCIPTA JULA-JULI DEMOKRASI MASA PANDEMI

TRENGGALEK—Dengan anggaran yang minim, KPU Kabupaten Trenggalek berhasil melakukan sosialisasi dengan media seni “Jula-Juli Demokrasi” pada Hari Jumat, 04 Desember 2020. Tokoh kunci dalam acara yang dimulai pukul 20.00 WIB ini tentu saja adalah pengarang lirik lagu “Jula-Juli Demokrasi” itu sendiri yang juga pimpinan Campursari Madya Laras. Dialah sosok Agus Sarondeng, seniman tradisi yang paling berpengaruh di Trenggalek. Menurut Nurani Soyomukti komisioner Divisi Sosialisasi-Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kabupaten Trenggalek, pengaruh yang paling nyata dari sosok Pak Agus adalah bahwa ia adalah pencipta lagu “Kutha Trenggalek”, lagu bernuansa lokal yang paling dikenal dan seringkali dinyanyikan ketika acara bernuansa ke-Trenggalek-an. “Beliau adalah seniman kreator, pencipta, bukan hanya memainkan seni karya orang lain”, tegas Nurani. Nurani menceritakan bahwa Pak Agus Sarondeng juga punya kiprah cukup lama di dunia seni dan budaya. Selain penampil dan kreator, beliau juga pemikir. “Beliau bisa diajak bicara dengan baik bukan hanya mengenai masalah bagaiamana menampilkan karya dan pementasan yang baik, tapi juga cara memajukan seni-budaya Trenggalek”, tutur Nurani. Agus Sarondeng punya nama asli Agus Mukarwanto. Beliau lahir pada 24 Agustus 1960. Di masa kecil, ia pernah sekolah di SD Wonoanti 2, lulus tahun 1972. Setelah itu ia masuk SMPN Kampak dan lulus pada tahun 1975. Dari situ beliau melanjutkan pendidikannya di SPGN Trenggalek, lulus pada tahun 1979. Kemampuannya berkesenian banyak ditempa di Yogyakarta. Karena ia masuk di STSRI ASRI Jogjakarta, lulus pada tahun 1980. Ia sempat mengajar di SMPN Mulo Wonosari Gunungkidul, sebelum akhirnya pulang kampung ke Trenggalek, tepatnya di kecamatan Gandusari sebagai kampung halamannya. Pulang kampung ini berarti ia pindah mengajar di sekolah, yaitu ke SMPN pogalan mulai tahun 1986. Di sekolah inilah beliau banyak membina siswa-siswinya di bidang seni. Pada tanggal 1 September 2020 lalu, ia memasuki masa pensiun. Selama hidupnya, di luar sekolah ia juga mendirikan grup musik campursari yang cukup laris dan terkenal, yang jumlah pentasnya tak terhitung baik dari panggung-panggung hiburan di acara hajatan maupun pentas yang dilakukan pemerintah daerah dan dinas-dinas. Bahkan pada tahun 2008, ia berkesempatan untuk ikut pentas dalam Ketoprak. Kemampuannya menampilan “dagelan”, membuatnya bisa satu panggung dengan Topan, pelawak yang terkenal tingkat nasional itu. Karena peguasaannya pada seni, beberapa kali ia didaulat menjadi pengurus Dewan Kesenian Trenggalek. Pak Agus juga banyak mendapatkan peghargaan, yang jumlahnya tak bisa dihitung. Tak terhitung pula ia menjadi juri lomba-lomba kesenian, baik tingkat sekolah, kecamatan, dan kabupaten. [Hupmas]


Selengkapnya