Berita Terkini

43

PROFIL IST, GRUP MEDSOS YANG HADIRI REMBUG KOMUNITAS BERSAMA KPU TRENGGALEK

Bagi Bejo, seorang pemuda dari Kecamatan Pogalan, Info Seputar Trenggalek (IST) adalah penyelamat hidupnya. Pasalnya, dengan bergabung di komunitas tersebut, ia banyak memperoleh dunia baru yang membuat dirinya lebih berdaya karena interaksinya dengan grup facebook, baik dari tukar informasi di grup facebook maupun melalui acara-acara kopi darat. Iapun direkrut untuk menjadi aktivis komunitas medsos yang memiliki anggota terbesar di Trenggalek. Anggota 220 ribu bukan jumlah yang kecil. Info Seputar Trenggalek (IST) berdiri mulai bulan September 2012. Berkembang pesatnya grup ini tidak lepas dari kehandalan Bambang Taruna atau yang punya nama lengkap Bambang Puji Susilo, seorang pemuda Panggul yang kini lebih banyak malang-melintang di berbagai tempat dan membangun basis kegiatannya dari Kota Treggalek. Kemampuannya menulis berita dan berbicara kritis pada kebijakan-kebijakan pemerintah, serta kesadarannya akan pentingnya mencari dan membagi informasi, menjadi magnet tersendiri bagi anak-anak muda untuk bergabung di grup IST. “Ada perkembangan teknologi era milenial yang meninggalkan media konvensional dan beralih ke medsos, inilah yang penting untuk pertukaran informasi”, papar Bambang menjawab pertanyaan melalui WA tentang latar belakang berdirinya IST. Melalui grup FB-nya, memang IST selalu terdepan dalam men-share info-info terbaru, dari berbagai wilayah di Trenggalek bahkan yang berada di daerah-daerah pinggiran. Grup ini juga eksis karena kemampuan mengorganisir dana. Pada awalnya, pengadaan kaos IST dengan desain tulisan yang memajang slogan grup ini: “Ada Cerita di Balik Peristiwa”. Lalu perluasan anggota grup dengan bergabungnya para perantau di luar Trenggalek dan bahkan luar negeri yang menjadi bagian dari grup ini, penggalangan dana (fund rising) menjadi semakin massif. Dengan kegiatan penggalangan bantuan untuk orang-orang miskin dalam bentuk pemberian sembako, uang, maupun membantu pembangunan rumah agar layak huni, grup ini semakin diapresiasi oleh banyak kalangan, termasuk pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek. Bahkan grup ini juga diintegrasikan dalam program Gertak (gerakan tengok bawah untuk mengatasi kemiskinan) yang dipimpin oleh Wakil Bupati Trenggalek. Oleh karena itulah, pada acara “Sosialisasi Berbasis Komunitas” dalam penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018 di Kafe Kamboja Selasa lalu (19/12/2017) IST adalah salah satu grup media sosial yang diundang. Menurut Nurani Divisi Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (Parmas-SDM) KPU Kabupaten Trenggalek, grup IST adalah salah satu grup di mana informasi benar-benar menjadi kekuatan partisipatif bagi warga, terutama anak-anak muda. Getok-tular informasi bisa menggerakkan banyak orang untuk menengok kebijakan yang salah lalu menyuarakan aspirasi, dan ditindaklanjuti melalui komunikasi nyata untuk merubah tingkahlaku di dunia nyata. “Informasi adalah kekuatan, dan grup ini menjadikannya sebagai kontrol sosial yang nyata”, papar Nurani di sela-sela acara ngopi bareng d Kafe Kamboja. Tak berlebihan jika Ketua KPU Kabupaten Trenggalek Dr. Suripto, M.PdI dalam sambutannya mengajak komunitas medsos  merupakan kalangan orang-orang yang cerdas dan diharapkan mampu menggalang partisipasi aktif dalam Pilkada Serentak 2018 mendatang. “Kami berharap komunitas medsos yang hadir malam ini menjadi penyebar informasi agar masyarakat kita tahu dan terinformasikan dengan baik tentang penyelenggaraan Pilkada 2018 yang sudah mulai tahapannya”, kata ketua KPU Kabupaten Trenggalek. [Meris]


Selengkapnya
31

PPK TRENGGALEK HADIRI BIMTEK PENGELOLAAN DAN PELAPORAN KEUANGAN

Meghadapi berbagai kegiatan yang berbasis anggaran, Divisi Keuangan, Umum, dan Logistik (KUL) PPK Kecamatan Trenggalek mengikuti acara Bimbingan Teknis tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur tahun 2018. Acara ini di selenggarakan oleh KPU Kabupaten Trenggalek pada hari Rabu kemarin (20/12/2017), yang bertempat di RM Mekarsari. Selain dari PPK Kecamatan Trenggalek, juga hadir Ketua, Divisi KUL, Sekretaris  dan Staf Urusan Tata Usaha Keuangan dan Logistik PPK Se-Kabupaten Trenggalek dengan Pemateri dari KPU dan Sekretariat KPU Kabupaten Trenggalek. Pada acara bimtek tersebut dibahas tentang tugas-tugas dan wewenang PPK, terutama Divisi KUL & Sekretariat PPK dalam pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana anggaran kegiatan di  PPK dan PPS. Juga dibahas  Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang telah ditetapkan KPU Kabupaten Trenggalek untuk setiap kegiatan yang nantinya harus dipertanggungjawabkan dan dilaporkan. Dalam sambutannya, Ketua KPU Kabupaten Trenggalek Dr. Suripto menjelaskan bahwa anggaran dana Pilkada Jatim Tahun 2018 yang didapat KPU Kabupaten Trenggalek berasal dari anggaran dana hibah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur yang selanjutnya akan di-breakdown ke tingkat Badan Penyelenggara. Ia mengingatkan kepada seluruh Anggota PPK dan Sekretaris PPK untuk selalu memperhatikan prinsip akuntabilitas, profesionalitas, dan transparansi. “Pengelolaannya harus dapat dipertanggungjawabkan secara formal, dipergunakan sesuai dengan POK yang ditetapkan, serta memberikan informasi penggunaan dana secara jujur dan terbuka”, tegas Suripto. Hadir sebagai pemateri dalam bimtk ini adalah  Divisi Keuangan, Umum, dan Logistik KPU Kabupaten Trenggalek  Nur Huda dan Sekretaris KPU Kabupaten Trenggalek Wiratno. Keduanya  memaparkan tentang penggunaan dana kegiatan seluruh PPK di Kabupaten Trenggalek yang harus sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) di antaranya tentang biaya sosialisasi/bimtek/penyuluhan, rapat kordinasi, transportasi dan administrasi perkantoran. Dan yang tak kalah penting adalah tentang tertib administrasi yang harus dijalankan oleh PPK Kabupaten Trenggalek beserta Sekretariat, sehingga memudahkan untuk ditelusuri dan dipertanggungjawabkan. [DEWI WINASTUTI]


Selengkapnya
36

PROFIL GRUP LITERASI TRENGGALEK, SALAH SATU KOMUNITAS YANG HADIRI ACARA REMBUG WARGA NETIZEN KPU TRENGGALEK

Literasi bukan lagi kata yang asing di Trenggalek. Apalagi di dunia media sosial seperti facebook. Sebagaimana dikisahkan Dadang, sejarah literasi Trenggalek sendiri mengadakan acara-acara yang undangannya disebar lewat facebook. Ditanyai tentang profil komunitas literasi yang ia geluti, Dadang merujuk pada acara Arisan Sastra yang ia ikuti sejak tahun 2010. Itu adalah tahun-tahun awal ketika masyarakat Trenggalek mulai mengenal facebook yang kemudian cepat sekali perkembangannya hingga hampir tiap orang, terutama kaum muda seperti dirinya, hampir tak ada yang tidak punya akun facebook. Arisan Sastra Trenggalek, dalam kurun waktu 2010-2013, adalah acara bulanan yang diorganisir anggota yang ikut Arisan 10.000-an, di mana yang “motel” dapat giliran menyajikan karya tulisnya di pertemuan berikutnya (bulan depannya). Lalu dibuatlah Grup facebook sbagai komunikasi di luar pertemuan acara bulanan dan disela-sela acara kopdar kecil-kecilan antara aktifis intinya. Setiap acara pasti dishare lewat FB baik melalui akun FB masing-masing anggota maupun diposting lewat grup FB. Hasilnya luar biasa, kata Dadang. Salah satunya adalah bahwa acara Arisan Sastra Trenggalek dikenal luas oleh masyarakat luar Trenggalek. Itulah yang membuat aktivis literasi Trenggalek berjeraring dengan para penulis dan akifis literasi di kota lain. Hingga, tiap acara arisan bulanan, selalu kedatangan tamu dari luar kota. “Bahkan penulis-penulis kota lain yang senior juga datang ke acara kami”, papar Dadang. Menurut Dadang, salah satu hal yang menurutnya bermanfaat bergabung dalam komunitas Literasi adalah para anggotanya akhirnya suka memposting kalimat-kalimat yang berbeda dari kalimat mereka yang tidak “terliterasikan”. “Saya sendiri suka kata-kata yang unik dan puitis dalam postingan-postingan saya, yang jelas tidak menggunakan fb untuk hal yang negatif”, tegas pemuda yang menekuni bisnis kuliner ini. Ia menambahkan bahwa partisipasi para aktifis literasi adalah meliterasikan media sosial agar pikiran-pikiran kritis juga bisa berkontestasi di dunia maya yang sebenarnya punya pengaruh nyata. Dadang berharap KPU tidak hanya fokus untuk jumlah pemilih yang hadir di TPS saja. “Tapi pemilih yang berkualitas, cerdas, dan tidak pragmatis sebagaimana dikatakan pak Suripto dalam sambutannya tadi”, imbuhnya. [Hupmas]


Selengkapnya
31

BERBEKAL KEBERSAMAAN, PPK WATULIMO TRENGGALEK SIAP "KEJAR TAYANG" KEGIATAN

Tadi malam (Rabu, 20/12/2017),  Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Watulimo mengajak jajaran anggotanya beserta sekretariat untuk duduk bersama menyikapi padatnya agenda Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2018. Perekrutan Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di tingkat PPS menjadi topik utama dalam rapat malam ini. Dalam sambutanya, Rohmad, Ketua PPK Watulimo, mengatakan bahwa penting untuk menyolidkan organisasi dan kelembagaan. Ujiannya adalah melalui kegiatan yang sudah mulai harus dilakukan. Rohmad mengingatkan tentang solidaritas mekanis dibentuk oleh masyarkat yang masih memiliki kesadaran kolektif yang sangat tinggi, kepercayaan yang sama, cita-cita dan komitmen moral. Masyarkat yang menggunakan solidaritas mekanis, mereka melakukan aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama. Ia mengajak seluruh anggota dan sekretaris PPK untuk menggalang solidaritas organis. Yaitu dibentuk karena semakin banyak dan beragamnya pembagian kerja. Sehingga pembagian kerja tersebut membuat spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat yang menyebabkan kesadaran kolektif menjadi menurun. “Semua kegiatan berspesialisasi mereka berhubungan dan saling tergantung satu sama lain, sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan”, kata Rohmad dengan nada filosofis. Rapat ini menghasilkan beberapa agenda yang harus segera dilakukan oleh PPK Kecamatan Watulimo. Salah satunya adalah segera mengundang PPS dan memberikan arahan kerja sebagaimana sudah diinstruksikan oleh KPU Kabupaten Trenggalek dan sesuai tahapan yang sudah diatur dalam peraturan. [Khoirul]


Selengkapnya
34

PROFIL GRUP FB CAH NGGALEK BEBAS BANNED, GRUP MEDSOS YANG HADIRI REMBUG KOMUNITAS BERSAMA KPU TRENGGALEK

Di antara grup medsos yang hadir pada acara “Sosialisasi Berbasis Komunitas” yang diadakan KPU Kabupaten Trenggalek di Kafe Kamboja pada hari Selasa (19/12/2017) lalu salah satunya adalah Grup FB Cah Nggalek (Bebas Banned). Sebuah grup facebook yang memiliki anggota FB sekitar 26 ribuan. Menurut Edi Faraswanto, admin grup yang hadir bersama beberapa anggota lain grup ini, grup ini lebih banyak menjadi ruang diskusi dan pertukaran informasi yang tampaknya tak semua orang tertarik, mengingat tema diskusinya yang berat seputar politik, negara, dan bahkan masalah agama. “Tak jarang pula ada kritik terhadap kebijakan-kebijakan, seperti tentang pungutan liar sekolah”, papar Edi atau yang terkenal dengan panggilan Inos. Pemuda ini memang pertama kali memakai nama akun Inos, lalu sekarang pakai nama akun Edi Faraswanto. Dia tergolong sangat aktif share pemikiran dan opininya di grup CNBB. Menurut Edi, CNBB bukan grup kopdar, tetapi para membernya amat menikmati diskusi politik dengan tingkat perdebatan yang seru dan tak jarang keluar pemikiran kontroversial. Meski demikian, kata Edi, kegiatan kopdar  dadakan antara beberapa anggota sering dilakukan, meskipun tanpa mengklaim sebagai kegiatan kopdar grup. “Biasanya isu-isu yang berkembang di grup, menjadi bahan pembicaraan saat ngopi”. Faktor yang membuat grup ini jarang kopdar adalah karena para admin dan anggota aktifnya punya aktivitas di dunia nyata masing-masing. “Dan tampaknya mereka melakukan interaksi di facebook di sela-sela kesibukannya masing-masing”, papar Edi. Pemuda yang hari-harinya bekerja sebagai perawat Taman Kota (Green Park) Trenggalek ini mengaku menemukan pencerahan dari grup CNBB dan akhirnya banyak mendapatkan kenalan-kenalan baru yang bisa menambah pengetahuannya. Bahkan ia akhirnya juga ikut teribat sebagai panitia Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2018 ini sebagai Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Desa Pogalan. “Saya melihat lowongan rekrutmen panitia ya dari grup, lalu saya mengikuti seleksi dan lolos”, paparnya. Edi mengaku bahwa selama ini ia ingin grup FB-nya juga menjadi kekuatan nyata melalui kopdar-kopdar dengan membahas tema-tema untuk mengontrol kebijakan publik. Tapi tampaknya, menurut Edi, grup ini memang masih lebih konsen ke diskusi via FB di grup. “Mungkin karena di grup FB lah, pikiran-pikiran berani dan liar bisa disalurkan daripada ketemu langsung... Hahaha”, komentarnya sambil tertawa. [Meris]


Selengkapnya
32

PROFIL PEREMPUAN PARTISIPATIF, GRUP WA YANG HADIRI REMBUG NETIZEN YANG DIADAKAN KPU TRENGGALEK

Seorang perempuan  berkerudung mengacungkan tangan setelah Nurani, Divisi Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (Parmas-SDM) selaku moderator, menawarkan pada hadirin untuk tampil menyuarakan aspirasinya. Lalu ia maju ke depan. Sebelumnya, beberapa perwakilan dari komunitas medsos yang hadir dalam acara Sosialiasi dan Rembug Warga berbasis komunitas sudah bicara. Tapi kali ini yang berdiri adalah seorang perempuan. Dewi Winastuti namanya. Beberapa komisioner KPU Kabupaten Trenggalek sudah mengenalnya karena ia adalah salah satu anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Trenggalek. Ia memperkenalkan komunitasnya. Menurutnya, Perempuan Partisipatif adalah Grup WA yang dibentuk awalnya untuk tukar informasi di antara perempuan-perempuan yang mendaftar sebagai panitia ad hoc baik PPK maupun PPS. Lalu grup itu memperbanyak anggotanya dengan memasukkan perempuan-perempuan dari pertemanan para anggotanya. “Jadi ini adalah grup baru saja, dan terimakasih kami diundang dalam acara ini”, kata Dewi yang hadir bersama sembilan anggota lainnya dari grup itu. Tidak banyak yang dikatakan oleh Dewi. Setelah sedikit berkenalan dan  mengungkapkan kata-kata pengantar yang tidak panjang, ia menanyakan pada KPU Kabupaten Trenggalek tentang apa yang akan dilakukan KPU Kabupaten Trenggalek untuk meningkatkan partisipasi kaum perempuan yang selama ini masih kurang partisipatif.  Iapun balik ke tempat duduknya. Sementara itu, Atik Munfarida, salah seorang pegiat Perempuan Aktivis, mengatakan bahwa harapannya grup yang dibuatnya bisa memajukan kaum perempuan untuk berpartisipasi di ranah publik di berbagai bidang. “Sesuai namanya, kami berharap bisa dilibatkan dalam berbagai bidang pada ranah publik untuk memajukan diri”, imbuhnya. [Meris]


Selengkapnya