Berita Terkini

35

GEMBONG DERITA HADI TERPILIH SEBAGAI KETUA KPU TRENGGALEK

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek yang baru saja dilantik setelah ditetapkan oleh KPU RI di Hotel JW Marriot pada tanggal 13 Juni 2019  langsung melakukan rapat Pleno. Rapat pleno ini bahkan juga dilakukan di tempat itu juga karena komisioner KPU RI Ilham Syahputra mengharapkan hari itu juga dilakukan. Rapat pleno juga dilakukan oleh anggota KPU Trenggalek terpilih, yaitu Istatiin Nafiah, Nurani, Gembong Derita Hadi, Indra Setiawan, dan Imam Nurhadi. Dalam rapat pleno yang dilakukan sehabis isya’ ini dibahas tentang ketua dan pembagian divisi. Setelah masing-masing memberikan paparan dan diskusi kecil, secara aklamasi rapat pleno menyepakati Gembong Derita Hadi sebagai Ketua KPU Kabupaten Trenggalek. Ia sekaligus merangkap sebagai Divisi Keuangan, Umum, dan Logistik. Sedangkan kesepakatn lainnya adalah tentang posisi divisi dari masing-masing. Di antaranya adalah Nurani di Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia. Istatiin Nafiah di Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu. Indra Setiawan di Divisi Perencaaan dan Data. Sedangkan Imam Nurhadi menempati Divisi Hukum dan Pengawasan.  Di akhir Rapat Pleno, Gembong Derita Hadi mengatakan bahwa posisi sebagai ketua bukanlah hal yang istimewa karena hanyalah pembagian tugas saja. Ia  juga mengajak komisioner lainnya untuk kompak dan mendasarkan diri pada prinsip kolektif kolegial tetapi tetap berpilar pada tanggungjawab pada peran sesuai masing-masing divisi. “Kolektif kolegial bukan berarti masing-masing divisi menggantungkan divisi lain, tapi tetap tanggungjawab dan saling membantu”, tegasnya. [Hupmas]


Selengkapnya
31

LITERASI DEMOKRASI MELALUI BUKU SASTRA BERTEMA PEMILU 2019 OLEH RELASI TRENGGALEK

Relawan Demokrasi Trenggalek (RDT) bentukan KPU Kabupaten Trenggalek tampaknya memang lain daripada yang lain. Mereka mencoba mengakhiri masa tugas relawan demokrasi dengan menerbitkan karya berupa tulisan yang merupakan hasil workshop dan bimbingan menulis di grup WA yang dilakukan selama masa kerja sejak Februari hingga 14 April 2019. Karya sastra itu kemudian dibukukan dan diberi judul “Matinya Golput”—yang diambil dari salah satu judul cerpen karya Latifah dari SMAN 1 Trenggalek yang merupakan seorang Pemilih Pemula yang menjadi peserta kegiatan Relawan Demokrasi. Inisiatif pengerjaan buku ini datang dari  beberapa Relawan Demokrasi yang kebetulan aktif di komunitas literasi yang direkrut oleh KPU Kabupaten Trenggalek. Sebagaimana dikatakan Komisioner KPU Kabupaten Trenggalek yang membimbing Relawan Demokrasi, inisiatif tersebut lalu oleh KPU Kabupaten difasilitasi penerbitannya. Karya yang terkirim lalu diedit dan dicetak sebagai sebuah karya sastra, dengan Cerita Pendek (Cerpen) sebagai bentuk karya sastranya. Nurani menegaskan bahwa kegiatan ini sesuai dengan apa yang diatur dalam Peraturan KPU. Buku adalah media kreasi, apalagi buku sastra (cerita pendek) yang bisa dijadikan sebagai media kreasi untuk sosialisasi dan pendidikan pemilih. Menurut Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2018 Pasal 9, Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih dalam Pemilu bisa dilaksanakan salah satunya dengan Media Kreasi. “Di PKPU tersebut dikatakan bahwa salah satu media kreasi, sebagaimana diperjelas dalam Pasal 13, salah satunya adalah seni sastra”, tegasnya. Ditambahkan bahwa buku kumpulan cerita pendek (cerpen) yang diberi judul “Matinya Golput” ini menandai sebuah terobosan sosialisasi berbasis literasi yang selama ini jarang dilakukan.  Isi tulisan (cerita) dalam buku tersebut  secara umum adalah mengajak masyarakat untuk berpikir optimis dan positif terhadap pelaksanaan Pemilu 2019. Ajakan untuk tidak golput, kampanye menolak politik uang, seputar pencalonan, hingga kejadian di TPS menjadi latar cerita. Gambara riil masyarakat terkait dengan demokrasi elektoral  mampu di potret secara bagus dalam buku ini. “Harapan-harapan untuk menghadirkan demokrasi yang lebih baik dan berkualitas baik dalam konteks karakter pemilih, calon, dan penyelenggara juga muncul dalam tulisan-tulisan ini”, kata Nurani. [Hupmas]


Selengkapnya
29

PERLUAS SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN PEMILIH, IBU-IBU PKH JUGA DISASAR KPU TRENGGALEK

Pada Hari Jumat (12/04/2019) lalu, sekitar pukul 13.00 WIB, ibu-ibu yang menjadi penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Gandusari Trenggalek sudah berkumpul di rumah salah satu anggota. Banner acara yang menunjukkan acara apa yang akan diikuti hari itu sudah terpasang di tembok rumah, tepatya ruang tamu. Sekitar pukul 13.15 tim sosialisasi dari KPU Kabupaten Trenggalek datang. Kemudian acara dimulai sekitar pukul 13.40 WIB. Acara hari itu adalah Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih untuk Perempuan dalam Pemilu Serentak 2019. Hadir sekitar 60-an ibu-ibu penerima manfaat program PKH dan Tenaga Pendamping yang berjumlah empat orang. Selain dari KPU Kabupaten Trenggalek, dalam kegiatan ini juga hadir Kepala Seksi (Kasi) Sosial dari Kecamatan Gandusari yang juga memberikan sambutan dan membuka acara. Masuk ke pemaparan materi, Nurani dari KPU Kabupaten Trenggalek memaparkan berbagai pengetahuan tentang Pemilu 2019, mulai dari waktu pelaksanaan, pentingnya Pemilu, peserta Pemilu, teknis mencoblos yang benar dan cara mengenali surat suara yang jumlahnya lima, alasan tidak golput, hingga bahaya “politik uang”. Dalam sesi teknik mencoblos yang benar, Nurani menunjukkan spesimen surat suara dan perbedaan dari kelima surat suara. Bukan hanya menjelaskan secara detail tentang teknik mencoblos yang sah dan tidak sah, ia juga memperkenalkan konsepsi Dapil. “Dapil Pilpres nasional, DPD Propinsi, DPRRI dan DPRD Propinsi dapilnya gabungan antar kabupaten kota, sedangkan Dapil DPRD Kabupaten Trenggalek adalah gabungan kecamatan”, papar Nurani. Terkait konsep tentang Dapil, Nurani   juga mengingatkan tentang pentingnya fungsi keterwakilan. Ia mengingatkan agar keterwakilan berjalan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, komunikasi antara rakyat dengan wakil. Kedua, hindari politik uang. “Karena kalau kita dibeli di muka, berarti kita sudah merusak komitmen tentang penyatuan semangat antara politis yang harus mewakili secara tulus dan pemilih yang memilihnya tidak secara tulus—akhirnya tidak ada ketulusan dan keikhlasan dalam politik”, paparnya secara tegas. [Hupmas]


Selengkapnya
34

KPU TRENGALEK SOSIALISASI KE KAUM PEREMPUAN DESA DI MARGOMULYO WATULIMO

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek terus menggencarkan kegiatan untuk menyebarkan informasi dan memberikan pendidikan pemilih (voters education) pada masyarakat. Kali ini diadakan acara sosialisasi dan pendidikan pemilih di Desa Margomulyo Kecamatan Watulimo dengan menyasar kaum perempuan. Dengan bekerjasama dengan ketua penggerak PKK yang merupakan istri kepala desa, KPU Kabupaten Trenggalek berhasil mengadakan kegiatan sosialisasi pada Hari Jumat (12/04/2019) mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh 80-an perempuan desa margomulyo, dan delegasi dari desa lainnya di kecamatan Watulimo. Selain narasumber dari KPU Kabupaten Trenggalek, juga hadir Kepala Desa Margomulyo Kamali, SH dan ketua PKK, Bu Amil. Dalam sambutannya, Kepala Desa Margomulyo mengajak para perempuan untuk mendukung pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 dan memastikan diri untuk hadir di TPS pada Hari Rabu tanggal 17 April 2019. “Jangan sampai Golput, gunakan hak pilih sampean untuk menyukseskan gawe negara yang merupakan sarana bagi sampean untuk memilih pemimpin bangsa dan wakil rakyat mulai pusat hingga daerah Kabupaten Trenggalek”, pesan pria berkumis tebal ini. Masuk ke acara sosialisasi, Nurani dari KPU Kabupaten Trenggalek memaparkan informasi yang perlu diketahui oleh warga agar bisa menggunakan hak pilihnya dengan cerdas dan bermartabat. Selain mengajak mengenali  ciri-ciri surat suara dan mengajari teknik nyoblos yang benar, Nurani juga mengajak warga untuk berpartisipasi secara bermartabat. Ia mengingatkan bahaya  “politik uang” bagi demokrasi. Pria yang selalu tampil dengan kepala tanpa rambut ini mengingatkan bahwa martabat pemilih jangan sampai digadaikan demi jumlah uang yang tidak seberapa dan efeknya justru membuat kebijakan yang dibuat wakil rakyat tidak berpihak pada rakyat. “Karena kita mau nyoblos jika dikasih uang, mereka mengeluarkan uang banyak, dan ketika dapat posisi mereka akan mengembalikan modal dan tak memikirkan kita—apalagi kalau kita sudah dibeli di muka, ya sudah habis karena sudah dibeli”, tegas Nurani. [Hupmas]


Selengkapnya
37

UPAYA KPPS DI TPS 03 RT 06 DESA KEDUNGSIGIT MEMPERINDAH TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Upaya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03 Dusun Sigit Desa Kedungsigit Kecamatan Karangan kabupaten Trenggalek ini layak untuk diapresiasi. Petugas di TPS  03 yang terletak di RT 06 Desa Kedungsigit itu memperindah tempat pemungutan dengan cara menghias tempat, mulai pintu masuk hingga bagian dalam. Sedangkan tujuh orang KPPS yang diketuai Pak Priyanto juga memakai kostum tradisional. Dua perempuannya memakai kebaya, sedangkan lima lelakinya memakai baju Jawa dan kepalanya mengenakan blangkon. Pintu masuk menuju TPS dihias dengan bunga disamping kanan kiri, sedangkan paling pinggir ditancapi pohon pisang bersama buahnya layaknya hari lebaran. Di atas pintu masuk dipasang topengwajah raksasa. Di sebelah kiri pintu masuk juga dipasang Barongan, salah satu alat peraga pertunjukan Jaranan yang merupakan seni tradisi yang banyak dimainkan di Trenggalek. “Wajah raksasa tersebut adalah properti yang dipergunakan dalam acara karnaval tahun 2018 lalu”, kata Aris Cahyo Widigdo yang juga kepala desa terpilih yang akan dilantik tanggal 19 April besok. Aris menambahkan bahwa ia bersama para tokoh Dusun Sigit memang mendorong agar pemungutan suara pada tanggal 17 April 2019 ini bisa dilaksanakan dengan bahagia dan tanpa ketegangan. Maka, ia mendorong agar TPS-TPS dihias agar suasananya indah dan bisa membuat para pemilih yang hadir di TPS bisa merasakan kenyamanan. Dorongan ini juga diperkuat dengan diadakannya Lomba Foto di TPS baik untuk pemilih dan TPS-nya yang diadakan oleh KPU Kabupaten Trenggalek. [Hupmas]


Selengkapnya
29

AKSI KREATOR TRENGGALEK DALAM DEMOKRASI ELEKTORAL

Trenggalek, 09 Maret 2019.  Relawan Demokrasi segmen warganet rangkul Kreator Trenggalek untuk menciptakan opini positif   didunia maya dan di dunia nyata lewat apresiasi Iklan layanan masyarakat dan  poster edukasi jelang Pemilu 17 April 2019. Dengan menggandeng pelajar yang aktif dalam menciptakan dampak opini positif dengan tujuan menciptakan peran siswa dalam aksi Demokrasi elektotal tersebut. Acara tersebut dihadiri langsung dari Ketua KPU Trenggalek juga Komisioner KPU dan dari Creator Trenggalek yang terus mendukung kegiatan positif jelang pemilu 17 April 2019. Dalam paparan acara beberapa pesan disampaikan bahwasanya tentang pentingnya menggunakan hak pilih bagi pekajar yang sudah mempunyai hak pilihnya serta tidak membiasakan  "money politic". Dalam aksi creator ini hadir  100 peserta dari berbagai Creator Trenggalek yang juga pada kesempatan itu mengikuti lomba Iklan Layanan Masyarakat & Lomba Poster tujuan kegiatan tersebut untuk mencari peran aktif Pelajar maupun komunitas Kreatif dalam keikutsertaan mendukung opini positif jelang pemilu serentak 17 April 2019. Juga pesan dalam poster mapun Iklan Layanan Masyarakat berisi tolak hoax dan juga ajakan menggunakan hak pilihnya dengan baik serta sebagai generasi milenial menghindari money politic. “Semoga dengan adanya Aksi Creator Trenggalek mampu melahirkan generasi milenial yang aktif, creatif dan kritis dalam Demokrasi Elektoral”, harap Zamzuri, seorang Relawan Demokrasi Trenggalek Segmen Warganet. [RDT]


Selengkapnya