Berita Terkini

30

KPU TRENGGALEK HADIRI RAPAT PLENO DPTb JAWA TIMUR

Setelah diawali dengan mengikuti  Rapat Kordinasi sehari sebelumnya, pada hari Kamis, 21 Maret  2019  KPU Kabupaten Trenggalek mengikuti Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPTb-2  yang diselenggarakan KPU Provinsi Jawa Timur. Acara yang berlangsung di Hotel Narita Surabaya dihadiri langsung oleh Suripto didampingi Gembong Derita Hadi selaku Divisi Perencanaan Data dan Rudi Susanto bersama para Ketua, anggota Divisi Perencanaan data dan operator sidalih dari 38 KPU Kabupaten/Kota se-Jatim. Acara ini juga  dihadiri oleh utusan 16 Parpol Peserta Pemilu 2019 tingkat Provinsi, Tim Kampanye Paslon Presiden/Wakil Presiden, Calon DPD, Bawaslu Jatim, Bakesbangpol, Kanwilkumham  Dispendukcapil, perwakilan dari Kodam V Brawijaya, Polda Jatim dan instansi terkait dimulai tepat pukul 10.49. Seremonial acara dimulai denga menyanyikan lagu Indonesia Raya diikuti seluruh peserta dilanjutkan dengan do'a yang dipimpin oleh Ahmad Hudri, ST Ketua KPU Kota Probolinggo. Berikutnya acara inti langsung dimulai dipimpin oleh Choirul Anam Ketua KPU Jatim didampingi seluruh anggota Komisioner dengan formasi kengkap. Adapun dari Bawaslu Jatim pada kesempatan tersebut diwakili oleh Aang Khunaifi, SH, MH. Setelah Rapat Pleno dibuka, Anam langsung membacakan hasil rekapitulasi DPTb-2 dari 38 Kabupaten/Kota se-Jatim. Rekapitulasi tersebut menyangkut daftar pemilih yang melakukan pindah memilih keluar Jawa Timur dan pindah memilih masuk ke Jawa Timur. Pindah memilih keluar terdiri dari pindah memilih keluar yang mengurus A-5 di daerah asal dan mengurus  A-5 di daerah tujuan. Demikian juga halnya terkait dengan pindah memilih masuk yang mengurus A-5 dari daerah asal dan mengurus A-5 di daerah tujuan. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPTb-2 tersebut total pemilih se-Indonesia yang akan melakukan  pindah memilih ke Jawa Timur dengan mengurus A-5 terdapat 112.256 pemilih. Sedangkan yang mengurus pindah memilih keluar Provinsi Jawa Timur ada sebanyak 85.243 pemilih. Proses rekapitulasi berjalan dengan lancar  dan ketika dibuka untuk melakukan tanggapan dari peserta, hanya dari Bawaslu yang melakuksn tanggapan yang sepenuhnya menerima hasil rekapitulasi DPTb-2 dan mengapresiasi kerja KPU Jatim beserta 38  KPU Kabupaten/Kota. Adapun dari Peserta pemilu dan Tim Kampanye tidak ada tanggapan sama sekali, maka rekapitulasi langsung ditetapkan dan diterima oleh semua pihak. Selanjutnya Rapat Pleno Terbuka ditutup pada pukul 11.34 WIB. [Hupmas]


Selengkapnya
30

MILITAN LAKUKAN SOSIALISASI, ACARA HAJATAN PUN DIMANFAATKAN SEBAR INFORMASI PEMILU

Pada hari Minggu (03/03/2019), Relawan Demokrasi Trenggalek basis Disabilitas menghadiri perayaan pernikahan Danny, alumni siswa tunarungu SLB Kemala Bhayangkari, yang diadakan di Kantor kelurahan Surodakan, Jl.P. Diponegoro no 23, Kel.Surodakan, Trenggalek. Moment tersebut dimanfaatkan pula untuk sosialisasi Pemilu 2019. Sebagai relawan basis disabilitas, Tarya, Asih, dan Devi memanfaatkan moment pernikahan disabilitas untuk melakukan sosialisasi. Alasan mereka, karena dapat dipastikan banyak tamu disabilitas yang hadir dalam acara nikahan. Tepat pukul 14.48 WIB, ruang utama penuh sehingga teman-teman disabilitas menunggu di luar. Ada sepuluh disabilitas yang duduk, terdiri dari satu orang tunadaksa, satu orang tunagrahita, dua orang tunarungu dan enam orang tunanetra (total & low vision). Devi yang notabene juga disabilitas tunanetra (low vision) menjelaskan tentang pelaksanaan pemilu 2019, tempat mencoblos, macam-macam surat suara serta bagaimana cara mencoblos yang benar sehingga surat suara menjadi sah.  "Untuk tunanetra yang total akan ada petugas pendamping atau keluarga, karena untuk surat suara warna biru dan hijau tidak ada braillenya", ungkapnya Devi juga memberikan kesempatan pada disabilitas ‘low vision’ untuk melihat dari jarak dekat contoh specimen surat suara dengan lima warna yang berbeda. Tarya juga menghimbau agar teman-teman disabilitas  tidak golput dan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu 2019 ini, karena disabilitas harus cerdas berdemokrasi. Sebelum mengakhiri sosialisasi, Asih membagikan gantungan kunci dan stiker yang berisi himbauan untuk menggunakan hak pilih serta penjelasan lima macam surat suara yg akan diterima di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019. [RDT]


Selengkapnya
42

RELAWAN DEMOKRASI TRENGGALEK KEMBALI SOSIALISASI, KALI INI MASUK KARANG WERDA SURUH

Tanggal 02 Maret 2019. Kembali Ika Prihatiningsih beraksi, setelah sehari sebelumnya dia sosialisasi pemilu di komunitas Petani Vanili, maka paginya dia berkesempatan sosialisasi pemilu di karang Wreda Ngudi Waras suruh. Bertempat di balai desa Suruh dan dihadiri kisaran 125 bbapak-ibu lansia. Ika yang kali ini ditemani teman satu segmen yaitu Setiasih memberikan sosialisasi tentang Pemilu 2019. Ika menyampaikan secara jelas mulai dari 5 surat suara, cara pencoblosan, dan teknik membuka dan  melipat  surat suara. Ia juga menghimbau agar masyarakat menjadi pemilih yang cerdas dan bermartabat, yang jangan memilih hanya karena uang saja. Antusiasme Karang Wreda Ngudi Waras Suruh luar biasa. Pertanyaan-pertayaan muncul dan langsung dijawab dengan lancar dan dipahami oleh penanya. Salah satu pertanyaannya adalah tentang bagaimana kalau yang dicoblos 2 tempat (kotak di surat suara), satu kotok dicoblos partainya dan nyoblos pilihan calegnya di kotak partai lain. “Apakah hal itu sah?”, tanya seorang ibu. Ika  menjawab bahwa hal itu tidak sah. “Sebab, prinsipnya mencoblos harus hanya satu saja, satu kotak, kalau dua kotak, baik itu nyoblos untuk partai atau caleg sama saja”. [RDT]


Selengkapnya
37

RELAWAN DEMOKRASI TRENGGALEK SOSIALISASI PEMILU DI SMK ISLAM DONGKO

Kurangnya pengetahuan mengenai Pemilu serentak 2019 terjadi. Terlebih bagi orang yang baru berusia 17 tahun yang masih minim pengalaman mengenai pemilu. Menjadi semakin pelik ketika pilpres dan pileg kali ini diserempakkan dalam satu waktu.  Alasan itulah yang membuat para Relawan Demokrasi Trenggalek terus melakukan sosialisasi agar masyarakat kian mudah memahami pemilu 2019 termasuk teknik-teknik pencoblosannya. Kamis, 28 Februari 2019. Relawan Demokrasi Trenggalek (RDT), Tri Nurfaida, Raisa, Julia  kembali melakukan kegiatan sosialisasi Pemilu serentak 2019 di SMK Islam Guppi Dongko. Adapun hal-hal yang disosialisasikan di antaranya apa itu pemilu, nama partai, jenis surat suara, mekanisme pencoblosan, serta ajakan agar senantiasa untuk menolak ‘money politic’. “Bagaimana betapa ruginya diri kita rendahnya harga suara kita hanya dengan uang 50.000 untuk 5 tahun, yang jika dihitung nyoblos itu satu hari nilainya tidak sampai Rp 25.-“, tegas Raisa. Jam menunjukan pukul 11 dan hari semakin terasa panas, anak-anak lebih cenderung gaduh. Akhirnya Relawan Demokrasi meminta dari salah satu peserta untuk mencoba menjelaskan kembali dengan paparan tersebut. Dengan dalih jika berhasil maka akan diberi hadiah. M. Saiful Anam siswa kelas 8 mencoba menjelaskan apa yang dia serap dari paparan Relawan Demokrasi. Tingkah anak ini sempat membuat yang lain tertawa karena gaya bahasa yang lucu. Dari sini dapat dilihat bahwa siswa-siswi lebih antusias mengikuti kegiatan dengan metode bermain dan melibatkannya langsung dalam interaksi pada kegiatan sosialisasi Pemilu serentak tahun 2019. [RDT]


Selengkapnya
34

MILITANSI TARYANINGSIH, RELAWAN DEMOKRASI TRENGGALEK BASIS DISABILITAS: NAIK KE PELAMINAN NGAJARI CARA NYOBLOS

Hari itu, Jum'at 01 Maret 2019, pukul 18.24 WIB. Hujan turun begitu deras, mengguyur Kota Trenggalek. Sambil menunggu hujan reda, Taryaningsih, salah satu Relawan Demokrasi Trenggalek Basis Disabilitas yang  menghadiri pernikahan Muryati & Suharni (tunarungu wicara) di Daerah Tanjung, RT 02 RW 01 Desa  Ngadimulyo kec.Kampak, mempunyai ide cemerlang. Ia mengeluarkan Baju kebesaran RDT dan specimen surat suara yg selalu siap dalam tas, tak lama kemudian ia naik ke pelaminan. Bukannya memberi ucapan kepada kedua mempelai dan turun, akan tetapi Tarya malah meminta kedua pasangan tunarungu wicara ini duduk. Taryapun memulai aksinya, dengan menggunakan bahasa isyarat, Ia menjelaskan tentang pemilu 2019, kapan pelaksanaannya dan di mana tempat mencoblos nantinya. Tarya menjelaskan kepada kedua mempelai bahwa meskipun mereka sudah menikah TPS mereka masih terpisah, Suharni tetap di TPS Gandusari, Muryati di TPS Kampak, dan mengingatkan Suharni untuk mengantarkan istrinya ke TPS 17 April nanti. Tanpa disadari, ternyata seluruh tamu yang hadir pada acara pernikahan tersebut ikut menyaksikan sosialisasi, sekitar 16 orang melihat aksi nekat ini. Tarya pun langsung berdiri dan memperkenalkan diri bahwa dia dari Relawan Demokrasi Trenggalek yang bertugas mengajak teman-teman disabilitas untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu 2019 ini. Dia memperlihatkan specimen surat suara dan menjelaskan satu persatu dari lima 5 warna surat suara. Tarya menjelaskan bahwa pada surat suara Warna Hijau dan Biru (untuk memilih DPRD tingkat kabupaten dan provinsi) hanya tercantum nama, tidak terdapat foto calon kandidat. Tanpa disangka hal tersebut mendapatkan respon dari tamu undangan, beliau mengatakan, "Lha lek wis tuwek kyok aku, raiso moco lak bingung mbak, gek lek sampek salah nglempit pie?" (“Kalau yang tua seperti saya, tak bisa membaca, bagaimana kalau sampai salah melipat?”). Tarya kemudian menjelaskan, bahwa mereka bisa di dampingi keluarga atau orang yang dapat  dipercaya saat mencoblos, atau bisa juga meminta bantuan petugas, yang penting ingat nama & partai wakil rakyat pilihan mereka. Tak hanya itu, Tarya juga menjelaskan cara mencoblos surat suara, agar nantinya surat suara SAH, sehingga suara dari mereka dapat terhitung. Ia menghimbau agar masyarakat tidak golput pada saat pemilu mendatang, karena satu suara sangat berharga untuk menentukan masa depan Bangsa. Sebelum mengakhiri sosialisasi, Tarya berpesan agar semua menjadi pemilih yang cerdas dan  menolak politik uang. [RDT]


Selengkapnya
33

GANDENG PERTUNI, KPU TRENGGALEK LAKUKAN PENDIDIKAN PEMILIH PADA TUNANETRA

Pada tanggal 21 Februari 2019 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek melakukan sosialisasi dengan menggandeng kaum Tuna Netra yang tergabung dalam Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Cabang Trenggalek. Acara digelar  di sekretariat DPC Pertuni Jln Raya Ngetal Trenggalek 50 meter Timur Ahlul Travel, mulai pukul 09.00 WIB. Dalam acara ini hadir 60-an pengurus dan anggota Pertuni dari berbagai kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Kebanyakan datang bersama rombongan dan ditemani oleh  pendamping yang menuntun mereka selama berjalan selama naik mobil dan turun dari mobil hingga ke kursi di bawah Terop (tenda) yang dijadikan tempat acara. Dalam acara ini, pemateri selain dari KPU Kabupaten Trenggalek juga hadir Pak Kiai Haji Samsudin, seorang guru yang juga lama mendampingi para tuna netra, termasuk juga pernah menjadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)  dalam beberapa moment Pemilu beberapa tahun lalu. Dari KPU Kabupaten Trenggalek hadir Ketua, Suripto bersama anggota KPU Nurani dari Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia. Acara dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu sambutan-sambutan. Ketua KPU memberikan sambutan setelah tuan rumah, yaifu Bapak Gofur selaku Ketua Pertuni Cabang Trenggalek. Belia mengucapkan terimakasih karena KPU Kabupaten Trenggalek mau diajak kerjasama dalam memberikan informasi terkait Pemilu 2019 pada Pertuni. Ia juga menghimbau agar para anggota Pertuni menyimak sosialisasi dengan baik dan kemudian mau menyebarkan informasi pada yang lain. Langsug dilanjut oleh Ketua KPU Kabupaten Trenggalek yang sekaligus menyampaikan materi setelah mengucapkan terimakasihnya atas kerjasama yang telah dijalankan antara KPU Kabupaten Trenggalek dengan Pertuni Cabang Trenggalek. Suripto menyampakan landasan kenapa harus ada Pemilu.Ia menjelaskan beberapa tahapan krusial mulai pencalonan, kampanye, hingga pelaksanaan pemungutan suara yang akan jatuh pada tanggal 17 April 2019. Materi selanjutnya dari Haji Samsudin, yang lebih banyak memberikan motivasi pada kalangan tunanetra Pertuni agar mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan Pemilu, termasuk jangan sampai tidak nyoblos. Beliau menerangkan bahwa posisi kaum disabilitas dan seluruh warga adalah setara, bahkan kaum disabilitas mendapatkan perhatian khusus dari penyelenggara. Acara berakhir sekitar pukul 12.00 WIB. Sesi akhir dari acara adalah pembacaan doa yang dihantarkan langsung oleh KH Samsudin. Rombongan dari KPU Kabupaten Trenggalek mohon pamit sekitar pukul 12.30 WIB. [Hupmas]


Selengkapnya