Berita Terkini

34

KPU TRENGGALEK MENDAPATKAN DATA PENYANDANG DISABILITAS SE-KABUPATEN DARI DINAS SOSIAL

Salah satu sektor masyarakat yang mendapatkan perhatian khusus oleh KPU sebagai yang dituntut untuk menjamin hak pilih warga negara tanpa diskriminasi adalah kaum penyandang disabilitas. Kelompok kurang beruntung ini bahkan selalu diberikan sosialisasi lebih dan dalam setiap proses pemungutan suara juga difasilitasi untuk menutupi keterbatasannya. Karena itulah KPU Kabupaten Trenggalek juga melakukan tindakan dini untuk membuat kaum penyandang disabilitas ini bisa terjamin hak-haknya. Salah satunya adalah memastikan bahwa mereka juga menjadi sasaran dari proses pemutakhiran data pemilih berkelanjutan. Menurut Gembong Derita Hadi, Divisi Perencanaan dan Data KPU Kabupaten Trenggalek, pihaknya telah berkordinasi terus untuk meminta data penyandang disabilitas ini dengan dinas sosial. Diinformasikan oleh Gembong bahwa kordinasi terakhir yang dilakukan kemarin (Kamis, 15/12/2016) telah menghasilkan data tentang jumlah dan persebaran warga disabel di 14 Kecamatan (Se-Kabupaten Trenggalek). Bertemu dengan Purnomo, salah satu pejabat di Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek, didapatkan informasi bahwa data itu dikumpulkan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang tersebar di 14 Kecamatan. Data yang dikumpulkan terdiri dari 2.824 penyandang disabilitas dengan kategori tuna netra ‘low vision’, tuna netra total, tuna tubuh, tuna wicara, dan cacat mental (psikotik). Persebaran jumlah penyandang disabilitas ini, antara lain di Kecamatan Panggul 310 orang; Dongko 47,  Pule 169 orang, Munjungan 52 orang, Watulimo 129 orang, Durenan 350 orang, Pogalan 320 orang, Kampak 104 orang, Gandusari 286 orang, Suruh 151 orang orang, Tugu 129 orang, Karangan 146 orang, Bendungan 139 orang, Trenggalek 492 orang. Gembong menambahkan bahwa data ini masih mentah. Ia akan terus kordinasi dengan pihak Dinas Sosial yang memiliki data yang memuat nama, alamat, dan umur. “Data ini masih mentah, masih ada kordinasi lagi agar mengetahui berapa warga disabilitas yang punya hak pilih”, tegasnya.   [Hupmas]


Selengkapnya
37

KPU TRENGGALEK MENERIMA JURNAL IDE EDISI “MEWUJUDKAN PENYELENGGARA PEMILU BERINTEGRITAS”

Jurnal Ide edisi 13 (November 2016) dengan tema “Mewujudkan Penyelenggara Pemilu Berintegritas” sudah terbit dan hari ini sudah sampai ditangan komisioner dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten Trenggalek. Meskipun kedatangannya agak terlambat, setidaknya jurnal ini tentunya tak akan terlambat untuk dibaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait kepemiluan. Menurut Nurani Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat, dalam edisi ini tulisan dari KPU Kabupaten Trenggalek tidak ada karena tidak mendapatkan giliran untuk menulis artikel  pada edisi ini. Ditambahkan Nurani, pemuatan artikel dalam Jurnal IDE tiap bulannya tidak memuat semua artikel yang dikirim. “Tapi, redaksi jurnal ini yang notabene adalah KPU Jawa Timur akan menyeleksi dari 19 artikel dan yang dimuat antara 9 atau 10 artikel”, papar Nurani. Seperti edisi 13 bulan November 2016 ini, hanya ada 10 artikel yang dimuat, antara lain artikel berjudul “Penyelenggara Pemilu Berintegritas Adalah Kebutuhan” karya Yayuk Dwi Agus Sulistiorini (Divisi SDM dan Parmas KPU Kabupaten Tuban), “Integritas Penyelenggara Pemilu Sebuah Keharusan” karya Suhardi (Divisi SDM dan Parmas KPU Kabupaten Pacitan), “Meneropong Integritas Penyelenggara Pemilu” karya Faisal Rahman (Ketua Divisi SDM dan Parmas KPU Kabupaten Bangkalan), “Internalisasi Nilai Dasar Organisasi: Upaya Mewujudkan Penyelenggara Pemilu Berintegritas” karya Much. Anam Rifal (Kasubbag Program dan Data KPU Kabupaten Tulungagung), “Keterbukaan, Jembatan Meneguhkan Penyelenggara Pemilu Berintegritas” karya Ahmad Hanafi (Divisi SDM dan Parmas KPU Kabupaten Jember), “Keterbukaan Menjadikan Pemilu Berintegritas” karya Abdillah Adhi (Divisi Perencanaan dan Data KPU Kabupaten Sidoarjo), “Harga Mati Penyelenggara Pemilu: Independen, Integritas, Profesional” karya Moh. Hamzah (Ketua KPU Kabupaten Pamekasan), “Open Data dan Penguatan Integritas Penyelenggara Pemilu” karya Muhammad Imam Subkhi (Subbag Program dan Data KPU Kota Kediri), “Seleksi Panitia Ad Hoc, Mewujudkan Penyelenggara Berintegritas” karya Sofyan Sauri, SE (Divisi Perencanaan dan Data KPU Kota Pasuruan). Secara umum tulisan yang termuat membahas pentingnya penyelenggara pemilu harus berintegritas, apa yang mesti dilakukan supaya menjadi berintegritas, dan bagaimana menciptakan sistem dan budaya agar integritas terkontrol dan terjaga. Dalam sambutannya, Redaksi jurnal ini mengatakan bahwa  dengan adanya penyelenggara pemilu yang berintegritas,  harapannya  dapat menghasilkan para pemimpin yang berintegritas pula. [Hupmas]


Selengkapnya
35

KETUA KPU TRENGGALEK HADIRI SILATURAHMI FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH TRENGGALEK

Hari ini (Kamis, 15 Desember 2016), Ketua KPU  Kabupaten Trenggalek menghasiri  Forum Silaturohmi Forkopimda Bersama Masyarakat Trenggalek. Acara yang digelar di Lantai II  Gedung Bawa Rasa ini dimaksudkan untuk mewujudkan Trenggalek Yang Aman dan Kondusif. Menurut Ketua KPU Kabupaten Trenggalek, Suripto, kehadirannya dalam acara tersebut adalah sebagai wujud dari upaya KPU Kabupaten Trenggalek sebagai lembaga negara di kabupaten Trenggalek yang ikut serta membangun silaturahmi untuk mempererat hubungan dengan berbagai elemen masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya di Kabupaten Trenggalek. Tampak hadir didepan Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, Ketua PN, Komandan Kodim 0806 dan Kajari. Rangkaian acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan laporan dari Kepala Kantor Kesbangpol Trenggalek Drs.Widarsono. Dalam laporannya Widarsono menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti 300 orang terdiri dari Forkopimda, Kepala SKPD, Muspika, kepala desa, ketua dan sekretaris parpol, tokoh agama, tokoh masyarakat,  LSM dan Instansi vertikal dengan narasumber Kapolres dan Dandim. Dalam acara Sambutannnya, Bupati Trenggalek menegaskan bahwa acara ini dimaksudkan untuk mempererat tali silaturohmi diantara kita. Karena kami selaku pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya dukungan dari seluruh masyarakat. Berkembangnya arus informasi secara pesat yang sering disebut dengan viral, kita harus bisa memilah dan memilih mana informasi yang bermanfaat dan mana informasi yang bisa menyesatkan dan merusak persatuan dan persatuan kita. “Silaturohmi ini merupakan bentuk komunikasi yang bisa menetralisir adanya masalah-masalah  yang ada diantara kita”, tegas bupati yang terpilih dalam Pilkada 2015 lalu ini. [Hupmas]


Selengkapnya
32

SIARAN KEPEMILUAN DI RPKT MEMBAHASA PENDIDIKAN PEMILIH

KPU Kabupaten Trenggalek kembali melakukan siaran kepemiluan di radio. Kali ini (Rabu, 14/12/2016) juga masih dilakukan di Radio RPKT Trenggalek yang merupakan radio pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek. Siaran interaktif yang dipandu Penyiar, Raras, dimulai sejak pukul 10.10 hingga 11.05. Dari KPU Kabupaten Trenggalek yang menjadi pemateri kali ini adalah Nurani, Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat. Tema yang diangkat adalah tentang pendidikan pemilih. Dimulai dengan menjawab pertanyaan pemandu kenapa pendidikan pemilih  itu penting, Nurani menjelaskan bahwa   keberadaan pemilih merupakan suatu yang tak terpisahkan dari demokrasi itu sendiri. Pemilih adalah elemen pemilihan yang menentukan bagi kualitas pemilu, selain peserta pemilu maupun  pelaksana pemilihan itu sendiri. Ditambahkan oleh Nurani, jika pemilih ditingkatkan kualitasnya, maka kualitas demokrasi dan pemilihan meningkat. Tetapi, menurut pria berkepala botak ini, memang kualitas pemilih itu bukan hanya dilihat dari konteks penyelenggaraan pemilu, tapi juga bagaimana mereka bersikap terhadap hasil pemilu. “Mengawal wakil rakyat atau pemegang jabatan dari hasil pemilihan  amat penting, sebab di situlah pejabat yang kita pilih akan menunjukkan tingkahlakunya dalam menjalankan kekuasaan yang diberangkatkan oleh pemilu dan suara pemilih”, tegasnya. Tak lupa Nurani menjelaskan bahwa saat ini KPU se-Indonesia ditugasi untuk melakukan pendidikan pemilih sesuai dengan kemampuan dan kreativitas masing-masing di tengah tiadanya anggaran untuk kegiatan ini. Tiadanya anggaran bukan merupakan hambatan, tetapi harus dilihat sebagai tantangan. Dalam diskusi ini juga dibahas tentang siapa pemilih yang menjadi prioritas pendidikan pemilih. Pemandu acara juga menanyakan  beda antara pendidikan pemilih yang dilakukan KPU dengan pendidikan politik yang dilakukan partai politik. Selain menjelaskan hal tersebut, Nurani juga menginformasikan bahwa pendidikan politik yang dilakukan partai politik juga dibiayai oleh negara melalui bantuan keuangan untuk partai politik yang mendapatkan kursi di DPR RI dan DPRD. Bantuan itu minimal 60% harus digunakan untuk kegiatan pendidikan politik. Acara diskusi talkshow di radio ini dibagi menjadi tiga sesi, dengan selingan iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Meskipun tidak ada penanya yang berinteraksi lewat telfon, acara berjalan dengan lancar. [Hupmas]


Selengkapnya
30

LAPORAN KINERJA BULAN NOVEMBER KPU TRENGGALEK SUDAH DIKIRIM

Laporan kegiatan merupakan bentuk perewujudan akuntabilitas lembaga untuk mempertanggungjawabkan apa yang diembannya sebagai tugas. Juga bisa dilihat sebagai upaya untuk menunjukkan adanya keterbukaan tentang apa saja yang telah dilakukan. Karena itulah, tiap bulan KPU Kabupaten Trenggalek selalu berusaha membuat laporan kinerjanya secara tepat waktu dan sistematis. Laporan kinerja bulan Nomber pun juga sudah dikirimkan tepat waktu pada Hari Rabu (07/12/2016) kemarin. Laporan bulanan untuk Bulan November  2016 ini  memuat serangkaian kegiatan apa saja yang dilakukan KPU Kabupaten Trenggalek selama satu bulan di bulan ke-11 tahun 2016 ini. Di dalamnya memuat kelanjutan dari kegiatan bulan sebelumnya yang belum selesai, atau memuat kegiatan-kegiatan baru yang telah dilakukan selama bulan September. Yang dilaporkan di sini adalah baik kegiatan yang menggunakan anggaran DIPA 2016 ataupun kegiatan yang tidak berbasis pada anggaran. Menurut Woro Wikan Maheswari staf di subagian Teknis dan Hupmas yang menjadi salah satu tim laporan kinerja, secara umum dilihat dari laporan kinerja bulan November, KPU Kabupaten Trenggalek masih menjaga langgam kerjanya seperti sebelumnya yang lumayan baik. “Kinerjanya  tetap bagus, masing-masing divisi dan subagian juga tetap produktif”, papar Woro. Hingga November 2016, upaya meningkatkan kapasitas SDM masih terus konsisten dikawal dengan evaluasi harian dan mingguan melalui rapat. Dalam hal ini Komisioner terutama Ketua KPU kabupaten Trenggalek selalu melakukan motivasi pada para pegawai di rapat harian, mingguan, dan bulanan. Juga masih ada  rapat untuk peningkatan kapasitas, misalnya diskusi tentang tahapan pemilu yang dilakukan Divisi Teknis. Juga kelanjutan kegiatan asesment pegawai oleh Divisi SDM dan Parmas, dengan pemateri masih kelanjutan divisi Hukum, Organisasi, dan SDM. KPU Kabupaten Trenggalek juga meningkatkan kapasitas dengan mengikuti Bimtek di Propinsi, antara lain: Diklat Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, 04 November 2016, Aula KPU Jawa Timur; Bimbingan Teknis (Bimtek) Teknis Peliputan Pemberitaan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kepemiluan dan Pemilihan. Acara berlangsung selama 2 hari di Bojonegoro, mulai Selasa-Rabu, 08-09 November 2016; dan Bimtek Dokumen Teknis Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, serta Pilkada Rakor Divisi Teknis KPU Se-Jatim, Selasa 29 November, di Aula KPU Jawa Timur. Untuk kegiatan pemutakhiran data pemilih berkelanjutan untuk bulan November juga terus dilakukan. Setelah  pada bulan Oktober ada MoU antara KPU RI dengan Kementerian Dalam Negeri, ada rasa percaya diri dari personil KPU Kabupaten Trenggalek untuk terjun ke desa untuk mencari data.  Dalam bulan November juga ada kordinasi dengan Dinas Sosial untuk meminta data pemilih yang menyandang difabel, meskipun hingga saat ini data belum diperoleh (masih dijanjikan). Di bulan November 2016 KPU Kabupaten Trenggalek kembali terlibat dalam kegiatan sosialisasi terkait tema sosial-politik di Trenggalek. Acara sosialisasi melalui upacara di mana dari petuga sosialisasi KPU Kabupaten Trenggalek menjadi pembina (inspektur) upacara. KPU Kabupaten Trenggalek selama bulan november masuk menjadi pembina upacara di tiga sekolah, yaitu SMK Muhammadiyah Trenggalek, SMPN 1 Pule, dan SMAN 1 Karangan. Sementara itu pengawalan demokrasi sekolah melalui Pemilihan Ketua OSIS juga dilakukan di MTsN Panggul. Kegiatan pada hari Rabu tanggal 23 November tersebut  termasuk momen luar biasa karena secara penuh KPU kabupaten Trenggalek masuk untuk memberikan arahan melalui ceramah pada panitia, dan pengawalan praktik pemilihan yang amat disambut baik pihak sekolah. [Hupmas]


Selengkapnya
55

KAPOLRES “GANTENG” DAN KENANGAN PILKADA TRENGGALEK 2015

Pindah tugas merupakan hal yang wajar bagi mereka yang menjabat sebagai anggota Polri. Demikian juga bagi AKBP I Made Agus Prasatya, S.I.K. M.Hum yang memang harus menjalankan tugas negara sebagai polisi muda yang kariernya masih panjang. Dari Trenggalek, ia dipindahtugaskan ke Kabupaten Madiun, tentu dapat dikatakan sebagai bagian dari  perjalanan kariernya yang akan menanjak lagi. Menurut Nurani Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Kabupaten Trenggalek, Made (begitu ia menyebutnya) merupakan sosok polisi yang banyak disukai masyarakat. “Bukan hanya karena terkenal ganteng, tapi memang sosoknya cerdas dan akrab dengan berbagai kalangan mulai dari kalangan pejabat hingga aktivis lsm dan aktivis facebook”, papar Nurani. Nurani teringat bagaimana saat ia diajak Ketua KPU Trenggalek Suripto dan sempat ngobrol panjang soal Trenggalek. Menurut Nurani, Made adalah sosok muda yang  cerdas. “Wawasannya luas dan lumayan suka membaca untuk menambah wawasan,  bisa dipastikan kariernya akan cemerlang karena ia tipe polisi intelek”, tegas Nurani. Sosok Made bagi KPU Kabupaten Trenggalek memang cukup dekat. Salah satunya karena adanya momen Pilkada 2015. Momen politik elektoral itulah yang mendekatkan  lembaga kepolisian dan KPU Kabupaten Trenggalek. Para komisioner dan pejabat KPU Kabupaten Trenggalek sering sekali bertemu dalam berbagai kesempatan, baik acara formal maupun informal. “Bahkan tak segan-segan ia datang ke kantor KPU untuk melihat persiapan pemilu, beberapa kali hal itu dilakukan”, kenang Nurani. Pilkada Trenggalek 2015 yang merupakan ajang kompetisi bagi dua pasangan calon, yaitu pasangan Emil Elestianto-Muchammad Nur Arifin dan pasangan Kholik-Priyo Handoko, berada dalam situasi yang lumayan panas suhu politiknya dibanding tahapan pemilihan sebelum-sebelumnya. Karena calonnya hanya dua pasang secara “head to head”. Di sini Made bertindak secara sigap sejak awal. Dengan memetakan situasi dan kekuatan, serta memantau terus perkembangan informasi di bawah dan di kalangan tim sukses, iapun bisa membuat situasi berjalan secara kondusif. Pertentangan dan manuver-manuver politik  segera dicegah agar tidak mengarah pada situasi chaos yang membawa dampak negatif bagi masyarakat Trenggalek. Trenggalek, kota dengan seribu keindahan sejuta kedamaian, begitu AKBP I Made Agus Prasatya, S.I.K. M.Hum menyebutnya ketika memasuki gerbang Mapolres sebagai Kapolres Trenggalek pertengahan bulan Maret 2015 yang lalu.  Di bawah pimpinannya, kepolisian Trenggalek banyak melakukan kegiatan-kegiatan baik yang berupa penegakkan hukum terhadap  kejahatan, pencegahan, hingga melakukan aksi sosial, pelestarian  lingkungan hidup, terjun ke lahan pertanian, hingga sosialisasi pada masyarakat termasuk pada pelajar. Di bawah kepemimpinannya, angka kriminalitas  yang berhasil diselesaikan kepolisian cukup tinggi, mencapai 80 % dari total 350 kasus.   Oleh karenanya, setelah dilantik oleh Kapolda Jatim sebagai Kapolres Trenggalek, hal pertama yang ia lakukan adalah “audit organisasi”. Ia ingin mengetahui kekuatan, kelemahan dan potensi yang dimiliki oleh organisasi. Audit organisasi memang jamak dilakukan oleh perusahaan atau korporasi besar untuk memaksimalkan potensi yang ada guna meningkatkan produktifitas kerja. Bukan hal mudah sebenarnya, karena audit organisasi membutuhkan campur tangan banyak pihak yang tentu saja objektivitasnya perlu ditanyakan mengingat “pihak” disini adalah anggota Polres Trenggalek sendiri yang memiliki keterkaitan erat dengan satuan yang selama ini dinaunginya. Guna mewujudkan kehadiran negara di masyarakat, Polres Trenggalek telah menggelar beberapa program inovasi dan kreasi yang pada dasarnya adalah mengoptimalkan semua potensi yang ada agar keberadaan Polri semakin dirasakan oleh masyarakat. Nama Trenggalek memang sudah tak asing lagi di telinga Made Agus. Ia  pernah menjabat sebagai Kasat lantas Polres Tulungagung ketika berpangkat Ajun Komisaris Polisi yang secara geografis berdekatan dengan Trenggalek. [Hupmas]


Selengkapnya