IKA RELAWAN DEMOKRASI TRENGGALEK SOSIALISASI PEMILU DI PANTAI KONANG
Selengkapnya
Sambil Menyelam minum kopi. Itulah pepatah yang selalu dipakai oleh Ika Prihatingsih, seorang Relawan Demokrasi Trenggalek basis perempuan. Ia memang suka mbolang. Termasuk hari ini, ia hendak mengunjungi acara “Pasar Engah-Engah” di alun-alun balai kecamatan Panggul. Karena pembukaan masih belum mulai, maka ia ingin memanfaatkan kesempatan untuk melakukan sosialisasi di Pantai Konang, pantai yang tak jauh dari tempat acara. Ia memang selalu membawa alat peraga sosialisasi ke mana-mana. Jok sepeda motornya cukup muat untuk meletakkan spanduk dan beberapa alat peraga seperti spesimen surat suara dan stiker. Di hadapan kumpulan orang-orang yang berada di pantai Konang, Ika menyampaikan informasi tentang Pemilu 2019. Ia memperkenalkan 5 jenis surat suara dan teknik pencoblosan. Ia juga membagikan stiker setelah mengakhiri ceramahnya. Iapun terus berkeliling mendatangi kumpulan orang-orang. [RDT]
TRENGGALEK, 15/02/2019— Pada Hari Jumat sore, sekitar pukul 17.00 WIB, tanggal 15 Februari 2019. Raisa, salah seorang Relawan Demokrasi dari segmen pemilih pemula yang dibentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek datang di Taman Kota Trenggalek atau yang disebut “green park”-nya Trenggalek. Kedatangannya adalah untuk menjalankan tugas membantu KPU Trenggalek untuk melakukan sosialisasi dan menyebarkan informasi terkait Pemilu 2019. Ia mendatangi orang-orang yang berkumpul dan duduk-duduk, baik di atas kursi, maupun di gazebo yang tesebar di taman itu. Dengan menggunakan alat peraga beupa spicemen surat suara dan materi PPT dilayar androidnya, ia berusaha menjelaskan tentang Pemilu 2019 setelah mohon ijin pada orang-orang yang ditemuinya. Raisa melakukan kegiatan ini dengan pertimbangan karena kebetulan Taman Kota Trenggalek berdekatan dengan rumahnya yang masih satu kelurahan dengan tempatnya tinggal. Selain itu, ia beranggapan bahwa banyak remaja dan pemuda yang merupakan segmen Pemilih pemula yang ia temui di taman kota. “Ini akan menjadi sasaran yang tepat karena bisa memanfaatkan para remaja dan pemuda yang sedang bermain di taman untuk menyampaikan materi sosialisasi”, tuturnya. Materi yang disampaikan menjelaskan ttg kapan waktu pelaksanaan pemilu, mengenalkan nama partai dan calon, ajakan tidak golput, menjelaskan tentang pemilihan DPD, DPRD dan jumlah keseluruhan kursi serta mengenalkan lima surat suara lewat layar android. Ternyata banyak anak muda yang kurang tahu tentang kapan dilaksanakan Pemilu, dan sempat ada yang berkomentar bahwa mau nyoblos kalau “ada uangnya”. Pemahaman itulah yang langsung dijawab oleh Raisa. “Itu menjadi tugas kami relawan demokrasi untuk menekankan dan menjelaskan bahaya politik uang. Karna jika pemilih berdaulat, negara kuat”, imbuh Raisa. Akhirnya para mengunjung memahami apa yang disampaikan. Setelah selesai dilanjutkan pembagian stiker. [RDT]
TRENGGALEK, 16/02/2019— Agro Park Trenggalek adalah salah satu tempat rekreasi terbaru di Trenggalek yang akhir-akhir ini menyerap kunjungan dari berbagai kalangan yang datang di spot wisata yang terdapat di tengahkota ini. Kawasan yang terdiri dari demplot pertanian terpadu (peternakan dan perikanan) ini selalu saja ada pengunjung, terutama sore dan pagi hari, apalagi di saat hari libur. Tempat inilah yang didatangi oleh Julia Indana Zulva, seorang Relawan Demokrasi Trenggalek pada hari Sabtu,16 Februari 2019 lalu. Ia atang untuk mendatangi kumpulan orang-orang yang akan dijadikannya sasaran sosialisasi Pemilu 2019. Kegiatan ini ia lakukan pada sore hari jam 17.00 WIB. Meski cuaca yang terus tampak mendung seakan mau hujan, Julia tak gentar untuk menjangkau sasaran. Sosialisasi tatap muka kali ini menginformasikan mengenai warna surat suara, jumlah partai, serta nama calon presiden-wakil presiden dan caleg. Sekaligus tak lupa senantiasa mengajak untuk menolak “money politic” dan ajakan untuk mencoblos pada Hari Rabu tanggal 17 April 2019 nanti. Menurut pengamatan Julia pada sosialisasi ini, terlihat bahwa orang-orang masih belum banyak tahu mengenai Pemilu serentak 2019. “Untuk hari pencoblosan saja masih sedikit bingung ketika ditanya”, tuturnya. Indana menganggap bawha jika minimnya pengetahuan peserta pemilih Pemilu tetap dibiarkan seperti ini, ia khawatir bahwa Pemilu kali ini tidak akan sukses dari sisi partisipasi. Maka dari itu ia bertekad bahwa sosialisasi harus lebih digencarkan lagi demi terwujudnya demokrasi yang melibatkan lebih banyak partisipasi masyarakat. [RDT]
TRENGGALEK, 16/02/2019— Pada Hari Sabtu (malam minggu), tanggal 16 Februari 2019, kelompok Relawan Demokrasi Trenggalek (RDT) segmen pemilih perempuan mendatangi kelompok ibu-ibu yasinan di RT 03 dan 04 Dusun Ngompak, Desa Malasan, Kecamatan Durenan. Meskipun sore itu kawasan Trenggalek diguyur hujan deras, namun tim relawan tetap melanjutkan kegiatan sosialisasi yang sudah dikoordinasi oleh Novi (22), anggota relasi segmen pemilih perempuan yang juga bertempat tinggal di Desa Malasan. Selepas sholat Maghrib, masih dengan cuaca yang diguyur hujan deras, tim relawan bergerak menuju ke lokasi acara yasinan. Dusun Ngompak sendiri merupakan wilayah Desa Malasan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tulungagung. “Sebelah barat persawahan ini masih ikut kawasan Kabupaten Trenggalek, sementara yang di sebelah timur sana sudah masuk Kabupaten Tulungagung”, demikian jelas Novi, selaku koordinator acara. Begitu tiba di lokasi acara, tim relawan langsung disambut dengan hangat oleh tuan rumah dan juga para peserta yang sudah lebih dulu tiba di lokasi acara. Tim relawan pun mengikuti acara pembacaan Surah Yasin dengan khidmat bersama peserta lainnya. Kurang lebih 30 menit kemudian, setelah acara Yasinan ditutup dengan acara sholat Isya berjamaah, barulah tim relawan melakukan kegiatan sosialisasi pemilu. “Ibu-ibu, tahun ini kita di pemilu akan memilih 5 calon sekaligus. Jadi nanti waktu ibu-ibu datang ke TPS untuk nyoblos, masing-masing orang akan mendapat 5 jenis surat suara sekaligus. Terus ini ibu-ibu sudah tahu kapan kita ada acara pemilu?”, tanya Novi. “Tanggal 17 April 2019, hari Rabu, mbak!”, jawab salah satu peserta dengan antusias. “Nah, benar sekali, ibu. Jadi, pemilu serentak tahun ini akan dilaksanakan tanggal 17 April 2019, pas hari Rabu”, jawab Novi. “Kebetulan Desa Malasan ini untuk wilayah dapilnya ikut dapil 1, jadi nanti waktu ibu-ibu nyoblos caleg DPRD Kabupaten Trenggalek, hanya akan mendapat surat suara dengan daftar caleg yang dari dapil 1”, tambah Dian Meiningtias (24), anggota tim relasi asal Watulimo. Ia juga melanjutkan penjelasannya tentang Dapil untuk Pemilu legeslatif tingkat nasional (DPRRI) dan propinsi (DPRD Jawa Timur). Tak lupa pula ia menjelaskan tentang Pemilihan Presiden-Wakil Presiden dan DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Dian juga memandu ibu-ibu untuk memahami ciri-ciri surat suara dari kelima calon tersebut. Diberitahukan bahwa ketika datang ke TPS, pemilih akan diberi surat suara yang dilipat. Di bagian belakang akan kelihatan warna yang berbeda dari tiap jenis pemilihan. “Warna abu-abu untuk presiden-wakil presiden, warna merah untuk DPD, kuning untuk DPRRI, biru untuk DPRD Propinsi, dan kalau hijau untuk DPRD Trenggalek”, jelas Triska. “Lalu untuk masalah caleg yang suka memberi amplop apa masih ada Bu di wilayah sini?”, tanya Yayuk, anggota tim relasi asal Wonokerto, Suruh. “Kalau di sini sudah tidak ada mbak caleg yang ngasih amplop atau bingkisan”, jawab salah satu peserta. “Wah, bagus kalau begitu, ibu. Daerah sini sudah bebas dari yang namanya politik uang ya. Asal ibu-ibu tahu, yang namanya politik uang itu dilarang. Daripada milih tapi dibayar, alangkah lebih baik kalau ibu-ibu milihnya sesuai dengan hati nurani”, sambung Yayuk. Selepas sosialisasi dan sesi tanya jawab, acara diakhiri dengan pembagian stiker oleh tim relawan yang dilanjutkan dengan foto bersama dan pengambilan video yel-yel “Jangan lupa tanggal 17 April 2019, mari kita nyoblos!”. [RDT]
TRENGGALEK, 17/02/2019— Pada Hari Minggu pagi 17 Februari 2019 sekitar pukul 10.30 tim relawan mendatangi kelompok ibu-ibu arisan di RT 03 dan 04, Dusun Sukorejo, Desa Karangsoko. Apalagi kalau bukan untuk minta waktu nebeng kumpulan orang itu untuk melakukan sosialisasi Pemilu 2019. Bu Karomah selaku pimpinan Arisan minta maaf karena yang hadir dalam arisan kali ini tidak maksimal. Bu Karomah menceritakan, sebenarnya jumlah total peserta kalau hadir semua ada sekitar 90 orang. Tapi berhubung banyak yang ikut rewang di rumah pak RT 03 sama sebagian masih sibuk kerja di tegalan, akhirnya yang bisa datang ke sini hanya 25 orang sementara yang lainnya pada nitip uangnya. Bagi tim relawan, jumlah peserta yang hadir cuma sedikit tidak mengurangi semangat untuk melakukan kegiatan sosialisasi. Jadi, siang itu ditemani suasana santai tim relawan memberikan materi sosialisasi yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Cukup mengejutkan, kegiatan sosialisasi kali ini menjadi lebih hidup. Peserta yang merasa belum jelas dengan apa yang disampaikan oleh tim relawan tidak segan untuk meminta diulangi lagi dan bertanya apa saja seputar pemilu. Yayuk dari Relawan Demokrasi Trenggalek segmen perempuan menjelaskan bahwa nanti waktu pemungutan suara setiap pemilih akan menerima 5 jenis surat suara. Yang warna abu-abu untuk calon presiden dan wakil presiden. Merah untuk DPD RI, kuning untuk DPR RI, biru untuk DPRD Propinsi, dan hijau untuk DPRD Kabupaten Trenggalek. “Untuk Dapil, Desa Karangsoko ini ikut dapil 1, ibu-ibu”, jelas Yayuk dengan sabar. Seorang peserta arisan sempat kaget dengan banyaknya surat suara. “Lha kita-kita yang sudah tua-tua begini apa gak bingung pas nyoblos nanti?”, tanyanya untuk menyuarakan kebingungannya. Pertayaan itu dijawab oleh Dian Meiningtyas dengan mengatakan bahwa hal itu karena Pemilu 2019 adalah Pemilu Serentak. “Oleh karena itu, kami dari tim relawan demokrasi KPU mendatangi ibu-ibu untuk melakukan sosialisasi pemilu supaya ibu-ibu tidak bingung waktu nyoblos nanti”, jawab Dian dengan senyum simpul. Tak terasa waktu yang sedianya hanya diberi 20 menit untuk sosialisasi menjadi molor sampai 1 hampir jam karena harus menjawab berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta. Dan sebagai penutup acara, para peserta diminta untuk berfoto bersama dan mengambil video yel-yel. Namun berhubung banyak peserta yang malu untuk diajak berfoto bersama maka jadilah hanya beberapa yang bersedia ikut pengambilan gambar. “Waduh, mbak. Saya cuma pakai daster terus wajah kusam begini gara-gara belum mandi, saya gak mau ah difoto. Nanti kelihatan parah jeleknya. Nanti saya malah bikin jelek hasil fotonya”, ucap salah satu peserta yang menolak untuk diajak berfoto bersama sambil tertawa. Sebelum meninggalkan tempat, aktivis Relawan Demokrasi Trenggalek segmen perempuan ini mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu kelompok arisan RT 03 dan 04 Dusun Sukorejo, Desa Karangsoko yang sudah bersedia menerima tim relawan untuk mengadakan acara sosialisasi. [RDT]
TRENGGALEK, 17/02/2019— Idammatul Khoiriyah kembali melakukan sosialisasi Pemilu di ibu-ibu Fayatay-Muslimat NU Desa Jombok Kecamatan Pule. Ida sebagai Relawan Demokrasi Trenggalek yang ditempatkan di basis keluarga ini memang tidak kesulitan untuk masuk ke forum itu. Sebab ia memang tumbuh dari organasisasi massa nahdliyin yang mewadahi para perempuan itu. Acara yang dilakukan pada Hari Minggu, tanggal 17 Februari 2019 ini dimulai sekitar pukul 12.00 WIB. Kegiatan dilakukan di Mushola al-Ihsan RT 55 RW 15 Dusun Ngembak Desa Jombok Kecamatan Pule. Ada 230 orang peserta ibu-ibu Jamaah rutinan. Seperti biasanya, Ida bisa secara penuh untuk mengisi materi sesuai yang ia inginkan. Waktu digunakan sepenuhnya untuk memberikan informasi tentang Pemilihan Umum 2019 yang dilakukan secara serentak. Ia memulai dengan memberikan informasi tentang pentingnya Pemilu. Ia juga mengajak ibu-ibu agar bisa berpartisipasi secara penuh, salah satunya jangan sampai tidak hadir di TPS pada Hari Rabu tanggal 17 April 2019. Ida tak lupa menjelaskan teknis-teknis Pemilu yang perlu dipahami oleh ibu-ibu agar menjadi pemilih cerdas. “Cerdas dalam memilih dengan menentukan pilihan setelah mengenali calon-calonnya, kita juga harus cerdas dalam arti bahwa kalau nyoblos harus sah dan benar”, tegas Ida di hadapan ibu-ibu. Lalu ia dengan menggunakan spesimen surat suara mencoba mensimulasikan cara mencoblos yang benar di hadapan ibu-ibu. Tak lupa ia juga memberikan penjelasan tentang ciri-ciri dari lima surat suara yang punya warna belakang berbeda. ”Mari kita kenali warnanya agar kita nanti tahu mana yang surat suara untuk presiden-wakil presiden, DPD, DPRRI, DPRD Propinsi, dan DPRD Kabupaten”, jelasnya. [RDT]