Berita Terkini

28

KPU TRENGGALEK HADIRI RAKOR PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN PILKADA 2020

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi Jawa Timur tak mau meninggalkan perannya dalam melakukan supervisi terhadap kesiapan 19 KPU Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang akan melaksanakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota pada tahun 2020 nanti. Karena itulah, seluruh KPU Kabupaten/Kota yang sedang menyusun rencana kegiatan berbasis anggaran dalam Pilkada 2020 dikumpulkan di Hotel Bukit Daun, Kediri. Sebagai salah satu calon penyelenggara Pilkada 2020, tentua KPU Kabupaten Trenggalek juga menghadiri acara yang berlangsung pada Hari Selasa –Rabu, 16-18 Juli 2019 ini. Seluruh komisioner, sekretaris, dan kasubag perencanaan dan data hadir untuk mengikuti arahan dan mendiskusikan persoalan-persoalan yang dihadapi selama pengajuan anggaran hibah dari Pemerintah daerah. Rapat dibuka oleh Ketua KPU Propinsi Jawa Timur, Choirul Anam. Dalam sambutanya, Anam mengatakan bahwa dalam rapat ini akan dibahas tahapan-tahapan pilkada dan kebutuhan anggarannya secara terperinci. Ia menekankan pentingnya perencanaan kegiatan dan penganggarannya. Sehingga,  ia menghimbau kepada 19 KPU kabupaten/kota yang hadir untuk segera melakukan “review” kembali perencanaanya setelah mendapatkan arahan dari KPU Provinsi Jawa timur. ”Dengan begitu, semua komisioner kabupaten/kota memahami perencanaan strategisnya maupun operasionalnya”, imbuh Anam. [Hupmas]


Selengkapnya
39

PROFIL INDRA SETIAWAN, KOMISIONER KPU TRENGGALEK PERIODE 2019-2024

Salah satu komisioner di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek periode 2019-2024 yang dilantik pada tanggal 13 Juni 2019 lalu adalah Muhammad Indra Setiawan. Pria ini membidangi divisi Perencanaan dan Data. Pemilu bukan hal baru baginya karena ia punya berbagai pengalaman yang membuatnya bersentuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Pemilu. Beberapa kali menjadi penyelenggara Pemilihan dijalaninya. Di tempat pemungutan suara (TPS) sudah, demikian juga penyelenggara di tingkat kecamatan, baik sebagai PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) maupun Panwascam (Panitia Pengawas Kecamatan). Ia juga pernah bergabung di Pemantau Independen di Jaringan Pemilih Pemilu Rakyat (JPPR) pada Pemilu 2004. Pada Pilkada 2010 ia juga terlibat dalam Survey perilaku pemilih bersama LP3ES. Bahkan ia juga pernah menjadi peliput  kegiatan-kegiatan Kepemiluan di Radio Komunitas bernama Samudra FM dalam kurun 2009-2010. Radio itu didirikan oleh sebuah organisasi masyarakat sipil bernama Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat (PAMA) di mana ia sebagai Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia, HAM dan Demokrasi sejak tahun 2005. Sejak itu pula tak terhitung berbagai kegiatan pendampingan program pemberdayaan yang ia lakukan. Pria kelahiran Trenggalek pada 15 September 1983 ini memulai pendidikan dasarnya di MI Muhammadiyah Desa Dukuh Kecamatan Watulimo pada tahun 1989. Setelah lulus pada tahun 1995 ia melanjutkan pendidikan di MTs Putra Walisongo Ngabar Ponorogo, berlanjut di SMA di yayasan yang sama setelah itu. Keluar dari yayasan itu, ia melanjutkan pendidikan D-1 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo pada tahun 2001. Lalu melanjutkan pendidikan tinggi di fakultas Tarbiyah STAIN Tulungagung jurusan Bahasa Inggris, hingga lulus pada tahun 2005. Ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung, mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam, mulai tahun 2011 hingga tahun 2015. Pria yang juga pernah aktif di ormas pemuda Muhammadiyah ini sekarang tinggal di  RT/RW. 16/06, Petung, Ds. Margomulyo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Begitu masuk ke lembaga penyelenggara pemilu tingkat kabupaten, sesuai tugas divisinya saat ini ia tengah disibukkan dengan perencanaan kegiatan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek. Ia punya tanggungjawab mengawal agar dana hibah dari Pemerintah Daerah bisa cair sebagaimana waktu yang diinginkan dan jumlahnya maksimal sesuai kebutuhan biaya yang dibutuhkan. [Hupmas]


Selengkapnya
36

PROFIL ISTATI’IN NAFIAH, KOMISIONER PEREMPUAN KPU TRENGGALEK PERIODE 2019-2024

Perempuan ini mengisi kuota perempuan di tubuh penyelenggara Pemilu di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek setelah dua periode tidak ada komisioner perempuan di lembaga ini. Nama aslinya adalah Istati’in Nafiah, biasa dipanggil I’in. Ia berlatarbelakang seorang pendidik, demikian juga kuliahnya adalah jurusan kependidikan (tarbiyah) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung. Di luar kegiatannya mengajar anak-anak sekolah dasar, baik di SDN Negeri Desa Duren maupun SD Inovatif di bawah Yayasan milik Organisasi Muhammadiyah, ia juga tak pernah absen sebagai penyelenggara Pemilu.  Pernah menjadi penyelenggara di tingkat Desa, juga pernah di tingkat kecamatan. Maka tiba takdir bagi I’in untuk naik ke lembaga penyelenggara tingkat lebih atas, tingkat kabupaten (KPU Kabupaten Trenggalek), setelah melalui serangkaian tes yang melelahkan selama lebih dari satu bulan. Dalam rapat Pleno oleh lima orang komisioner terpilih pada tanggal 13 Juni 2019, ia dipercaya menempati divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu. Saat ini, perempuan lembut ini beralamat di RT/RW. 007/002, Desa Gondang, Kecamatan  Tugu, Kabupaten  Trenggalek bersama suami dan dua orang anaknya. Ia lahir pada tanggal 06 April 1984, merupakan anak bungsu dari pasangan Choiri dan Sri Astutik. Choiri adalah seorang guru agama yang saat ini sudah pensiun. Sedangkan Sri Astutik adalah seorang ibu rumah tangga. Sebelum memasuki dunia perguruan tinggi, I’in memulai sekolah di MI Qomarul Hidayah Tugu pada tahun 1990. Lulus MI  pada tahun 1996 ia langsung melanjutkan di SMP pada yayasan yang sama. Bahkan SMA juga dijalaninya di sekolah dan yayasan yang sama. Waktu kuliah ia aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam di kampusnya, hingga ia menjadi Ketua Korp HMI Putri Cabang Tulungagung pada 2007-2008. Pengalaman organisasi inilah yang membuatnya juga tak hanya mengajar di sekolah ketika pulang di kampungnya. Selain mengajar, ia juga pernah ikut tenaga pendamping desa bentukan Pemda Trenggalek pada tahun 2011-2014. Ia juga menjadi pengurus kelompok tani wanita di kampungnya. Pengalaman diorganisasi dan kegiatan penyelenggaraan pemilu mulai desa higga kecamatan menjadi modal baginya untuk mengawal teknis penyelenggaraan Pemilu mulai Pilkada 2020 di Kabupaten Trenggalek, Pilkada 2023 Jawa Timur, hingga nantinya Pemilu nasional 2024. [Hupmas]


Selengkapnya
57

PROFIL IMAM NURHADI, KOMISIONER KPU TRENGGALEK ASAL MUNJUNGAN

Munjungan adalah salah satu kecamatan paling selatan Kabupaten Trenggalek. Wilayahnya terkenal sebagai kecamatan dengan medan tempuh paling sulit. Salah satunya karena untuk menuju ke kecamatan ini, orang dari kota Trenggalek harus melalui jalan yang curam sekali dengan tingkat kesulitan yang luar biasa. Dalam catatan sejarah Kepemiluan di Kabupaten Trenggalek, tidak pernah ada komisioner yang berasal dari Munjungan. Hingga kemudian hadirlah sosok Imam Nurhadi, tokoh pemuda Munjungan yang tiba-tiba lolos  seleksi KPU Kabupaten yang menjalankan serangkalain tes mulai awal Mei 2019 lalu. Ketika ia dilantik, maka ia mencatat sejarah. “Inilah pertama kali dalam sejarah, ada perwakilan Munjungan di komisi Pemilihan Umum Kabupaten Trenggalek, sehingga tidak ada gerakan Munjungan pisah dari Trenggalek lagi”, gurau Nurani, komisioner KPU dalam sebuah acara perkanalan. Sebagaimana keempat komisioner lainnya, Imam Nurhadi juga pernah lama menjalani proses pendidikan di luar Trenggalek. Jika yang lain pernah kuliah di Surabaya, Tulungagung, dan Jember yang masih Jawa Timur, Imam Nurhadi justru berproses di Yogyakarta selama menempuh pendidikan sarjana di Uiversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Suka). Ia mengambil jurusan Sosiologi di kampus itu. Di Yogyakarta, ia aktif baik di organisasi intra kampus maupun ekstra kampus. Selama di Yogyakarta, ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua BEM J PMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2002-2004). Di luar kampus ia menjadi Ketua I Remaja Masjid Balai Kota Yogyakarta (2003-2005) dan Dewan Kehormatan Remja Masjid Balai Kota Yogyakarta (2005-2007). Sedangkan di luar kampus ia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta (2001-2005) lalu setelah itu ia juga menjadi Ketua IKAPMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005 – 2007). Ia juga berproses di lembaga sipil yang bergerak di bidang Hak Asasi Manusia, tercatat ia pernah menjadi Manager Project FOPPERHAM pada tahun 2005 hingga 2007. Layaknya seorang yang terjun di dunia aktivisme, sejak pulang kampung di tahun 2007 iapun tak bisa tidak punya modal dan kapasitas besar untuk berperan si masyarakat Munjungan tempat ia lahir dan dibesarkan. Organisasi adalah alat yang ia pakai untuk berkiprah. Tercatat, ia menjadi Ketua Ranting GP. Ansor di desanya, Desa Karangturi (2008-2012). Kemudian naik “pangkat” ke pengurus tingkat kecamatan, di mana ia menjadi Wakil PAC. GP. Ansor Munjungan sejak 2012 hingga  2017. Sebua lompatan karier organisasional yang konsisten, sebab ia menjadi Sekretaris GP Ansor Cabang Trenggalek, dan pada saat yang sama juga menjadi Ketua PAC. GP. Ansor Munjungan (2017-2019). Sebenarya ia juga diterima sebagai  Pekerja Sosial (Peksos) di Madiun pada tahun 2012. Ia juga menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Karangturi periode 2008-2014.  Jadi, ia juga harus berbagi waktu dengan kegiatan yang ada di kampungnya sendiri. Hingga kemudian dilantik sebagai Komisioner KPU Kabupaten Trenggalek, ia harus segera mengurusi proses pengunduran diri  sebagai Guru MA Nurul Ulum Munjungan dan Kepala MI Miftahul Huda Munjungan. Berbekal pengalaman menjadi panitia Pemilu baik di TPS, tingkat desa, hingga tingkat kecamatan, ia ditakdirkan menjadi orang yang beruntung karena terpilih sebagai komisioner KPU Trenggalek. Pria kelahiran   24 Oktober 1982 ini begitu masuk KPU langsung disubukkan dengan kegiatan persengketaan hasil Pemilu 2019 yang membuatnya harus bolak-balik ke Jakarta dalam mengikuti dan mengawal Sidang Mahkamah Konstitusi (MK). Posisinya sebagai Divisi Hukum dan Pengawasan bertanggungjawab untuk mengawal putusan MK terkait dengan gugatan dari partai politik di Trenggalek. Saat ini ia masih tinggal di  Dusun Nayu RT. 10 RW. 02 Desa Karangturi Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek. Pria yang bertubuh paling tinggi di antara lima komisioner KPU Trenggalek ini dikaruniai dua orang putra dari pernikahannya dengan Lilis, perempuan yang dikenalnya di kota tempatnya kuliah. [Hupmas]


Selengkapnya
31

TRENGGALEK AKAN MEMILIH KEPALA DAERAH BERSAMA 269 DAERAH LAINNYA

Dipastikan, masyarakat Kabupaten Trenggalek akan memilih Bupati dan Wakil Bupati pada tanggal 23 September 2020. Sebab sistem Pemilihan Kepala Daerah serentak masih belum berubah. Trenggalek akan punya “gawe” Pilkada bersama 269 daerah lainnya di Indonesia. Sebagaimana dikatakan Ketua KPU Republik Indonesia di Jakarta sebagaimana dilansir Kompas.Com, KPU provinsi, kabupaten/kota akan menyelenggarakan pemilihan gubernur, bupati, dan walikota tahun 2020 sebanyak 270 daerah. Dari 270 daerah itu rinciannya adalah  sembilan pemilihan gubernur, 224 pemilihan bupati, dan 37 pemilihan walikota. Sembilan provinsi yang akan melaksanakan pemilihan gubernur meliputi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah. Sedangkan pemilihan tanggal 23 September 2020 sebagai waktu pemungutan suara sudah tertuang dalam Peraturan KPU tentang Tahapan yang juga sudah merupakan hasil  rapat pleno yang telah dilakukan KPU sebelumnya. Pemilihan gubernur, bupati, dan walikota tahun 2020 akan diselenggarakan pada hari Rabu, sebagaimana yang telah kita laksanakan pada pemilu-pemilu, kita selalu dilaksanakan pada hari Rabu. “Jadi ada beberapa tanggal pilihan hari Rabu di bulan September tahun 2020, dan KPU memilih tanggal 23 September”, jelas Arief. Menanggapi informasi dari Jakarta ini, Ketua KPU Gembong Derita Hadi mengatakan bahwa dipastikan KPU Kabupaten Trenggalek siap seratus persen. Menurutnya, penyelenggaraan Pemilu, baik Pemilu nasional maupun Pemilihan Kepala Daerah memang menjadi tugas KPU sebagai penyelengara yang harus mengawalnya dengan baik. Gembong memaparkan persiapan yang sudah dilakukan adalah fokus pada kordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait anggaran Pilkada melalui hibah. “Anggaran kegiatan sudah kami ajukan dan kami terus kordinasi untuk berkomunikasi hingga nantinya penandatanganan hibah dilakukan dan setelahnya”, imbuh Gembong. [Hupmas]


Selengkapnya
31

PENDAFTARAN CALON BUPATI DI TRENGGALEK PADA AWAL MARET 2020

Trenggalek akan punya “gawe” politik elektoral untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati pada tahun depan. Bahkan sebagaimana tertuang dalam Draft Peraturan KPU RI tentang Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Wakilota dan Wakil Walikota yang sudah diplenokan oleh KPU, pemungutan suara akan jatuh pada Hari Rabu tanggal 23 September 2020. Menurut draft PKPU tersebut, tahapan Pilkada sudah mulai tahun 2019 ini. Terutama tahapan sosialisasi dan akhir tahun sudah masuk pada pembentukan badan ad hoc (Panitia Pemungutan Suara dan  Panitia Pemilihan Kecamatan). Kemudian pada 27 Maret-22 September 2020 akan dilakukan update data pemilih. Pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dilaksanakan pada bulan Februari 2020. Sementara, untuk pendaftaran calon bupati dan wakip bupati serta walikota dan wakil walikota akan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Maret. Nurani, Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi, dan SDM KPU Kabupaten Trenggalek memang belum melakukan sosialisasi secara resmi terkait pelaksanaan Pilkada 2020 pada masyarakat. Ia melihat bahwa di medsos sudah beredar isu tentang nama tokoh-tokoh yang diprediksi oleh masyarakat akan muncul. KPU Trenggalek, menurut Nurani, akan melakukan kegiatan sebagaimana tahapan sebagaimana diatur oleh KPU. Ia mengakui bahwa beredarnya nama-nama di medsos baik untuk demokrasi. “Artinya sudah banyak yang tahu bahwa tahun depan akan ada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, ini sudah termasuk pengetahuan tentang Pilkada”, imbuh Nurani. [Meris]


Selengkapnya