VOTER EDUCATION DI SMK WAHID HASYIM TRENGGALEK

KPU-TRENGGALEKKAB.GO.ID. Hadirnya pemilih pemula yang cerdas, sadar pilih dan kritis dalam pemilu merupakan salah satu segmen strategis yang perlu mendapat perhatian serius. Apabila penyelenggara pemilu mampu mengelola segmen ini dengan menghadirkan serangkaian program  voter education, maka kualitas pemilu dan demokrasi di Indonesia pasti akan semakin meningkat. Momentum Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di tahun ajaran bari 2016/2017 dimanfaatkan KPU Kabupaten Trenggalek untuk mengenalkan demokrasi dan kepemiluan bagi siswa-siswi baru SMA dan SMK di Kabupaten Trenggalek.

Sebagaimana telah dilakukan sebelumnya, pada hari ini sosialisasi wawasan demokrasi dan kepemiluan disampaikan KPU Kabupaten Trenggalek di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Whid Hasyim Trenggalek.  Acara yang  digelar sekolah beralamat  di Jl. Ki Mangun Sarkoro No. 17 B Trenggalek tersebut diikuti oleh  82 siswa-siswi baru kelas  satu.  Bertindak sebagai pemateri dari KPU Kabupaten Trenggalek adalah dua orang komisioner, yaitu Nur Huda dan Nurani, masing-masing sebagai  Divisi Perencanaan, Keuangan dan Logistik dan Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Pengembangan Informasi.

Ketika mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan materinya, Nur Huda menyampaikan peran penting KPU sebagai lembaga penyelenggra pemilu  yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Nasional artinya keberadaan KPU merupakan lembaga yang ada di tingkat pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Adapun tetap memiliki pengertian bahwa kelembagaan  KPU bersifat permanen, meskipun masa jabatan komisioner setiap periode dibatasi selama lima tahun. Sedangakan Mandiri artinya KPU dalam kapasitasnya sebagai penyelenggara pemilu memiliki kemandirian dan tidak berada dibawah kendali organisasi, partai dan struktur birokrasi pemerintah apapun, tutur Huda.

Selanjutnya alumni STAIN Tulungagung ini juga menambahkan bahwa disamping KPU yang memiliki struktur di tingkat pusat, provinsi hingga Kabupaten/Kota, juga masih ada dua lemabaga tetap penyelenggara pemilu lainnya yaitu Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu). Bedanya kalau Bawaslu strukturnya hanya  ada di tingkat pusat hingga Provinsi, sedangkan DKPP hanya ada di tingkat pusat. Akan tetapi ketiga lembaga tersebut posisinya sama-sama sebagai penyelenggara pemilu.  KPU bertindak sebagai  penyelenggara pemilu dalam bidang tahapan, Bawaslu bertugas sebagai penyelanggara pemilu di bidang pengawasan dan DKPP adalah penyelenggara pemilu dalam bidang peegakan kode etik penyelenggara, urai  Huda menegaskan.

Paparan materi demokrasi dan kepemiluan mendapat sambutan yang sangat antusias dari para siswa yang didominasi laki-laki ketika Nurani mendapat giliran menyampaikan materinya. Pada kesempatan tersebut bapak dua anak ini memberikan motivasi diselingi dengan joke-joke segarnya. Ia mengawali paparannya dengan  menguraikan konsep demokrasi dan kepemiluan dari perspektif historis dan pengalaman praktis sebagai penyelenggra pemilu. Menurut Nurani, demokrasi meminjam istilah Abraham Lincoln adalah goverment of the people, by the people, for the people (pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat). Karenanya demokrasi hingga saat ini dianggap sebagai sistem pengelolaan tata pemerintahan modern yang dianggap paling baik diantara sistem yang ada. Dalam kontek ini setiap negara yang menganut paham demokrasi pasti menyelenggarakan pemilu, tetapi tidak setiap pemilu berjalan secara demokratis, tegas Nurani meyakinkan.

Selanjutnya komisioner yang meniti karier sebagai penyelenggara pemilu diawali sebagai Ketua PPS dan kemudian menjadi anggota Panwascam ini mengajak kepada para pelajar agar berpartisipasi aktif dalam setiap proses tahapan pemilu dengan menjadi pemilih cerdas dan kritis.  Keikutsertaan para pemilih pemula dalam pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur tahun 2018 dan Pemilu Legislatif-Pilpres tahun 2019 nanti, akan dapat meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilu di Indonesia. Adapun ciri-ciri pemilih yang cerdas dan kritis  adalah pemilih yang didalam menentukan pilihannya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional atas pencermatan visi, misi dan program, bukan lagi atas pertimbangan prakmatis lainnya yang bersifat sesaat.  Saya yakin sepenuhnya  pelajar SMK Wahid Hasyim Trenggalek akan mampu berkontribusi meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilu mendatang denga menjadi pemilih yang cerdas dan kritis,  pungkas Nurani. (Ripto)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 36 Kali.