TEMPUH MEDAN EKSTRIM, TIM RELAWAN DEMOKRASI TRENGGALEK SOSIALISASIKAN PEMILU 2019 DI DESA NGEMBEL

Trenggalek, 11/02/2019—  Hari Senin pukul 6 pagi. Tim Relawan Demokrasi segmen pemilih perempuan bergerak menuju ke Desa Ngembel, Kecamatan Watulimo. Mayoritas anggota tim relawan belum pernah menginjakkan kaki di Desa Ngembel, maka hanya dengan bermodal nekad dan keberanian seadanya mereka bergerak menuju ke daerah yang terkenal dengan jalan bermedan ekstrim tersebut.

Bahkan salah satu anggota relawan, yaitu Efi Kamalasari (28 tahun) sampai meminta pengawalan khusus dari sang suami demi keamanan selama perjalanan. “Soalnya saya belum pernah ke Ngembel dan selain itu saya juga tidak berani sepeda motoran naik gunung sendiri. Mumpung suami lagi gak ada jadwal kerja dan anak bisa ditinggal sama mbah utinya di rumah”, Efi menjelaskan.

Acara sosialisasi di Desa Ngembel ini merupakan inisiatif dari Dian Meiningtias (24 tahun), yang juga merupakan kordinator  relawan demokrasi segmen pemilih perempuan. Selain karena ia  juga penduduk asli Desa Ngembel. Selain menjadi ketua koordinator, Dian juga harus merangkap menjadi tukang ojek dadakan yang bertugas menjemput beberapa anggota tim relawan yang mengalami kendala di perjalanan, utamanya yang  tidak kuat naik karena jalan yang super ekstrim maupun karena terkena ‘culture shock setelah menempuh jalanan menuju Desa Ngembel yang sulit.

Jalan ke Desa Ngembel kebanyakan memang masih berupa jalan rabatan yang berbatu-batu. Jalurnya banyak yang  menanjak dengan kemiringan yang cukup berbahaya bagi mereka yang belun terbiasa menempuh jalur semacam itu.

Tim relawan baru bisa bernapas lega ketika tiba di Kantor Balai Desa Ngembel, dimana acara sosialisasi dilaksanakan. Tanpa menunggu waktu lama, tim relawan segera bergerak mempersiapkan acara, mulai dari menata kursi, meja, memasang ‘backdrop’ sampai mempersiapkan laptop dan LCD proyektor.

Lagi-lagi suami Efi ‘terpaksa’ ikut menjadi panitia dadakan di acara ini, ikut membantu mengangkat meja dan kursi. Lalu karena menjadi satu-satunya laki-laki dan memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dibanding kaum perempuan yang ada di sana, maka jadilah dia diminta untuk memasang ‘backdrop’ di tembok balai desa. “Wis to ora popo, mbak. Wong ini ya juga demi mbantu istri melaksanakan tugas jadi relawan”, demikian ucap suami Efi sambil memalu paku di tembok untuk memasang ‘backdrop’.  

Sekitar pukul 08.30 WIB peserta sudah mulai berdatangan, para peserta yang semuanya ibu-ibu tersebut dipandu satu persatu oleh tim relawan untuk mengisi daftar hadir. Setelah mengisi daftar hadir, peserta dipersilahkan memasuki aula balai desa dengan diberi sekotak ‘snack yang telah disediakan oleh panitia sembari menunggu acara dimulai.

Acara dimulai satu jam kemudian, bertindak sebagai MC acara ini adalah Novi (22 tahun), salah satu anggota relawan yang berasal dari Durenan. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Efi sebagai ‘dirigent’, kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Kepala Desa Ngembel, Bapak Radis.

Pada pidato sambutannya, bapak kepala desa menyatakan rasa senang dan terima kasih karena tim relawan demokrasi sudah bersedia datang ke Ngembel untuk mengadakan sosialisasi pemilu 2019 kepada kaum perempuan di desa Ngembel. Ia menyatakan bahwa masyarakat Desa Ngembel masih banyak mengalami keterbatasan akses informasi dikarenakan medan yang lumayan sulit ditempuh. “Jadi, hal semacam ini memang sangat dibutuhkan bagi warga kami”, tegasnya.

Narasumber pertama pada acara sosialisasi kali ini adalah Seli Muna Andriani, S. Ag, koordinator SDM dan Intelektual di FPF (Forum Perempuan Filsafat) IAIN Tulungagung. Dalam materinya yang bertajuk “Penguatan Peran Perempuan Dalam Pembangunan Daerah Pedesaan dan Hak Pilih Perempuan Pada Pemilu 2019”, Seli memaparkan tentang pentingnya posisi Perempuan dalam politik, termasuk politik elektoral (Pemilu).

Tim relawan juga dibuat terharu karena salah satu narasumber dari KPU Trenggalek, Nurani,   bersedia meluangkan waktu mengisi acara sosialisasi di Desa Ngembel meskipun kondisi pria ini  sedang dalam keadaan sakit flu berat. Sama-sama harus menempuh medan ekstrim untuk sampai di Ngembel, begitu mendarat di lokasi acara, Nurani sempat berbisik kepada Dian yang saat itu bertindak sebagai moderator, “Sik to, daerah kene iki opo yo sik termasuk bagian wilayah Trenggalek?” sebagai bentuk keterkejutannya karena sama seperti tim relawan, ini juga merupakan pengalaman pertama beliau berkunjung ke Desa Ngembel. Sebuah fakta yang cukup mengherankan karena Nurani notabene adalah penduduk asli (kelahiran) Kecamatan Watulimo yang masih satu kecamatan dengan Ngembel.  

Antusiasme peserta tidak berkurang ketika Nurani menyampaikan materi yang kedua. Beliau lebih banyak membahas tentang teknis pemilu 2019, yaitu tentang kapan Pemilu 2019 dilaksanakan, apa saja yang harus dicoblos oleh pemilih, apa saja warna surat suara yang terdiri dari 5 macam itu dan bagaimana cara mencoblos yang benar agar suara sah.

Selain itu, pada kesempatan kali ini beliau juga membahas tentang isu-isu perempuan. Peserta selama mengikuti acara juga memiliki respon yang bagus terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan oleh narasumber sehingga terjadi semacam dialog interaktif antara kedua narasumber dengan peserta. Sebelum acara diakhiri, peserta diminta untuk berfoto bersama sambil meneriakkan yel-yel “Jangan Lupa Tanggal 17 April 2019, Ayo Kita Nyoblos!”

Acara sosialisasi ini tidak akan bisa terlaksana dengan lancar tanpa adanya sinergi dan dukungan dari pemerintah Desa Ngembel. Sebelum meninggalkan tempat, tim relawan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Desa Ngembel, Bapak Radis, bapak sekretaris Desa Ngembel, Bapak Supanut, dan ibu bendahara Desa Ngembel, Ibu Lamisah yang sudah bersedia menerima teman-teman tim relawan demokrasi dengan tangan terbuka. [RDT]

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 32 Kali.