PROFIL GRUP LITERASI TRENGGALEK, SALAH SATU KOMUNITAS YANG HADIRI ACARA REMBUG WARGA NETIZEN KPU TRENGGALEK
Literasi bukan lagi kata yang asing di Trenggalek. Apalagi di dunia media sosial seperti facebook. Sebagaimana dikisahkan Dadang, sejarah literasi Trenggalek sendiri mengadakan acara-acara yang undangannya disebar lewat facebook.
Ditanyai tentang profil komunitas literasi yang ia geluti, Dadang merujuk pada acara Arisan Sastra yang ia ikuti sejak tahun 2010. Itu adalah tahun-tahun awal ketika masyarakat Trenggalek mulai mengenal facebook yang kemudian cepat sekali perkembangannya hingga hampir tiap orang, terutama kaum muda seperti dirinya, hampir tak ada yang tidak punya akun facebook.
Arisan Sastra Trenggalek, dalam kurun waktu 2010-2013, adalah acara bulanan yang diorganisir anggota yang ikut Arisan 10.000-an, di mana yang “motel” dapat giliran menyajikan karya tulisnya di pertemuan berikutnya (bulan depannya). Lalu dibuatlah Grup facebook sbagai komunikasi di luar pertemuan acara bulanan dan disela-sela acara kopdar kecil-kecilan antara aktifis intinya.
Setiap acara pasti dishare lewat FB baik melalui akun FB masing-masing anggota maupun diposting lewat grup FB. Hasilnya luar biasa, kata Dadang. Salah satunya adalah bahwa acara Arisan Sastra Trenggalek dikenal luas oleh masyarakat luar Trenggalek. Itulah yang membuat aktivis literasi Trenggalek berjeraring dengan para penulis dan akifis literasi di kota lain. Hingga, tiap acara arisan bulanan, selalu kedatangan tamu dari luar kota. “Bahkan penulis-penulis kota lain yang senior juga datang ke acara kami”, papar Dadang.
Menurut Dadang, salah satu hal yang menurutnya bermanfaat bergabung dalam komunitas Literasi adalah para anggotanya akhirnya suka memposting kalimat-kalimat yang berbeda dari kalimat mereka yang tidak “terliterasikan”. “Saya sendiri suka kata-kata yang unik dan puitis dalam postingan-postingan saya, yang jelas tidak menggunakan fb untuk hal yang negatif”, tegas pemuda yang menekuni bisnis kuliner ini.
Ia menambahkan bahwa partisipasi para aktifis literasi adalah meliterasikan media sosial agar pikiran-pikiran kritis juga bisa berkontestasi di dunia maya yang sebenarnya punya pengaruh nyata. Dadang berharap KPU tidak hanya fokus untuk jumlah pemilih yang hadir di TPS saja. “Tapi pemilih yang berkualitas, cerdas, dan tidak pragmatis sebagaimana dikatakan pak Suripto dalam sambutannya tadi”, imbuhnya. [Hupmas]