
KPU TRENGGALEK LUNCURKAN BUKU LITERASI DEMOKRASI : KUMPULAN ESAI KRITIS PULUHAN PENULIS TRENGGALEK
TRENGGALEK—Pada acara evaluasi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Serentak Lanjutan tahun 2020 yang bertempat di Rumah Makan Mekarsari pada hari selasa (26/01/2021), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek juga meluncurkan buku “Literasi Demokrasi di Masa Pandemi”.
Di hadapan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Divisi Parmas dan SDM dari empat belas kecamatan, Pemantau Pemilihan, Stakeholder, dan para penulis esai dalam buku tersebut, buku ini diapresiasi dan sedikit diulas oleh Nurani, Divisi Sosialisasi-Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM yang sekaligus juga menjadi editor buku ini.
Nurani menjelaskan bahwa buku yang berisi 32 esai karya para penulis yang telah mengikuti kegiatan Literasi Demokrasi itu berisi pikiran kritis dari warga Trenggalek yang kebanyakan adalah anak-anak muda. Buku, kata Nurani, merupakan produk literasi yang menjadi barang langka. “Sedangkan kemampuan menulis sendiri merupakan kemampuan yang masih dimiliki oleh orang-orang tertentu”, tambah Nurani.
Dijelaskan oleh pria berputra dua tersebut bahwa Trenggalek patut berbangga bahwa keberadaan momentum Demokrasi Elektoral (Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek dalam Pemilihan Serentak tahun 2020) direspon dengan pikiran cerdas dan kritis yang didesain melalui kegiatan Literasi ini. Nurani mengatakan bahwa proses melahirkan penulis itu adalah ikhtiar yang punya makna besar bagi peradaban. “Sedangkan menerbitkan tulisan jadi buku juga tonggak peradaban penting itu sendiri”, tegasnya.
Dalam acara ini, buku “Literasi Demokrasi” dibagi-bagi secara gratis pada para peserta acara Evaluasi. Sementara itu para penulis dalam buku tersebut diharapkan menjadikan penerbitan karyanya sebagai awalan yang akan terus dipupuk sehingga tradisi menulis dengan menyuarakan pikiran untuk menyikapi fenomena demokrasi akan dilanjutkan. “Demokrasi tak berhenti pada ‘nyoblos’ di TPS, tapi terus bersuara dan bergerak menyikapi keadaan, terutama kekuasaan yang timpang”, tambah Nurani. [Woro]