Khutbah Idhul Fitri 1437 H : Ketua KPU Trenggalek Tegaskan Kepemimpinan Berkarakter

KPU-TRENGGALEKKAB.GO.ID. Bertolak belakang dengan profesi yang dijalaninya dalam aktivitas sehari-hari,  Suripto Ketua KPU Kabupaten Trenggalek bertindak sebagai khotib dalam sholat Idhul Fitri  1437 H di halaman SD 2 Kelurahan Surodakan, Trenggalek.  Serangkaian ibadah sunnah yang didahului dengan puasa di bulan Ramadhan tersebut berjalan dengan khusuk dan diikuti  para jamaah yang memenuhi halaman hingga meluap ke teras sekolah yang terletak di Jl.Jaksa Agung Suprapto No. 30 B Trenggalek.

Menurut panitia pelaksana H. Farid Oenarno,  Ibadah Sholat Idhul Fitri di tempat ini sudah rutin diselenggarakan setiap tahun, dan alhamdulillah dari tahun ke tahun jama’ahnya semakin meningkat. Momentum ini adalah wujud dari hari kemenangan umat Islam setelah perang menahan lapar, dahaga dan segala yang membatalkan puasa selama sebulan. Hal ini berarti  bahwa tingkat kesadaran beragama umat Islam semakin meningkat dan kami sangat berharap agar kesucian di hari yang fitri ini akan tetap terpelihari di hari-hari berikutnya, tegas Farid.

Sementara itu, dalam mengawali materi khutbahnya  berjudul “Kepemimpinan Berkharakter Untuk Membangun Peradaban”, Suripto menegaskan  Kemaha bijaksanaan Alloh  yang telah menganugerahkan nikmat iman, Islam, dan ihsan kepada umatnya. Dengan ketiga nikmat tersebut menurut alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini  memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita  untuk dapat menunaikan ibadah puasa sebulan penuh. Suatu ibadah yang berfungsi sebagai sarana pendidikan untuk mengasah spritualitas manusia agar menjadi pribadi bertakwa. Pribadi yang menyadari hakikat dirinya sebagai hamba Allah sekaligus menginsyafi tujuan penciptaannya di muka bumi sebagai khalifah, tegas Ripto.

Selanjutnya dengan semangat yang tinggi kandidat doktor dari Universitas Negeri Yogyakarta tersebut mengelaborasi pentingnya kesadaran manusia untuk memperkuat kepemimpinan di kalangan umat Islam. Kesadaran ini merupakan tanda keberhasilan seseorang dalam menjalankan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan. Puasa, tarawih, tadarus, zakat, dan sedekah hakikatnya adalah media metamorfosa yang disediakan Allah untuk mengasah kepemimpinan manusia. Jika semuanya dijalankan dengan baik dan penuh penghayatan, maka di hari yang fitri ini, kita akan menjadi sosok baru yang berbeda dengan sebelumnya dan mampu memimpin perubahan, tutur Ripto memantabkan.

Lebih lanjut bapak dua anak ini menandaskan bahwa kesuksesan menjalankan ibadah puasa bukan terletak pada kekuatan menjauhi faktor yang membatalkannya sejak fajar menyingsing hingga matahari terbenam. Tapi harus tercermin dari sikap dan perilaku sebelas bulan berikutnya. Sejak hari ini sampai Ramadhan yang akan datang. Oleh sebab itu, Ripto mengajak jamaah  untuk menjadikan hari kemenangan ini sebagai momentum perubahan. Patrikan niat untuk mengisi hari-hari di masa depan, dengan aktivitas multiguna yang bernilai ibadah. Kuatkan tekad untuk menjadi pembaharu, lalu hadirkan perubahan positif bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat, bangsa dan negara.

Didalam mengemban misi kekhalifahan di muka bumi, mantan aktivis HMI ini menghimbau agar umat Islam lebih banyak bercermin pada kepemimpinan Rosululloh SAW.  Karena Nabi adalah seorang pemimpin sekaligus kepala negara yang disayangi kawan dan disegani lawan. Teladan ideal dalam berdemokrasi dengan menyelesaikan semua masalah duniawi melalui musyawarah. Beliaulah kekasih Allah yang sukses mengubah bangsa Arab yang jahiliah menjadi madaniah, yang barbar menjadi penyabar, dan yang sektarian menjadi egalitarian, urai Ripto setengah berdeklamasi.

Menurutnya, prestasi Rasulullah diatas  telah menginspirasi jutaan tokoh lain di dunia dalam melakukan perubahan dan menggerakkan pembaruan. Jadi, adalah sebuah keharusan bagi umat Islam, untuk menjadikan beliau sebagai rujukan utama dalam seluruh aspek kehidupan. Sifat, sikap, tindakan, dan ucapan seorang pemimpin sebisa mungkin selaras dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Sejarah sudah memberikan paparan yang jelas empat karakter seni kepemimpinan Rosululloh, yakni: adalah shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (komunikatif), fathonah (cerdas/visioner. Jadi, yang perlu kita lakukan saat ini adalah memahami esensi dari setiap karakter tersebut, sehingga bisa diaplikasikan dalam seni kepemimpinan Indonesia modern, kata Ripto meyakinkan.  

Di bagian akhir  khutbahnya, Suripto  mengajak umat untuk memohon kehadhirat Allah SWT, agar pemimpin kita selalu di beri kekuatan untuk menapaki jalan yang benar dan dijadikannya sebagai pemimpin yang amanah. Beliau juga berdoa semoga Allah SWT segera menyadarkan para pemimpin di negeri ini  untuk menjalankan amanatnya secara jujur, transparan, dan penuh keikhlasan sehingga negeri ini betul-betul menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negeri yang jauh dari bencana karena pemimpinnya semakin dekat pada penciptanya, yaitu Allah SWT, pungkas Ripto mengakhiri khutbahnya. (Ripto)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 38 Kali.