
KAPOLRES “GANTENG” DAN KENANGAN PILKADA TRENGGALEK 2015
Pindah tugas merupakan hal yang wajar bagi mereka yang menjabat sebagai anggota Polri. Demikian juga bagi AKBP I Made Agus Prasatya, S.I.K. M.Hum yang memang harus menjalankan tugas negara sebagai polisi muda yang kariernya masih panjang. Dari Trenggalek, ia dipindahtugaskan ke Kabupaten Madiun, tentu dapat dikatakan sebagai bagian dari perjalanan kariernya yang akan menanjak lagi.
Menurut Nurani Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Kabupaten Trenggalek, Made (begitu ia menyebutnya) merupakan sosok polisi yang banyak disukai masyarakat. “Bukan hanya karena terkenal ganteng, tapi memang sosoknya cerdas dan akrab dengan berbagai kalangan mulai dari kalangan pejabat hingga aktivis lsm dan aktivis facebook”, papar Nurani.
Nurani teringat bagaimana saat ia diajak Ketua KPU Trenggalek Suripto dan sempat ngobrol panjang soal Trenggalek. Menurut Nurani, Made adalah sosok muda yang cerdas. “Wawasannya luas dan lumayan suka membaca untuk menambah wawasan, bisa dipastikan kariernya akan cemerlang karena ia tipe polisi intelek”, tegas Nurani.
Sosok Made bagi KPU Kabupaten Trenggalek memang cukup dekat. Salah satunya karena adanya momen Pilkada 2015. Momen politik elektoral itulah yang mendekatkan lembaga kepolisian dan KPU Kabupaten Trenggalek. Para komisioner dan pejabat KPU Kabupaten Trenggalek sering sekali bertemu dalam berbagai kesempatan, baik acara formal maupun informal. “Bahkan tak segan-segan ia datang ke kantor KPU untuk melihat persiapan pemilu, beberapa kali hal itu dilakukan”, kenang Nurani.
Pilkada Trenggalek 2015 yang merupakan ajang kompetisi bagi dua pasangan calon, yaitu pasangan Emil Elestianto-Muchammad Nur Arifin dan pasangan Kholik-Priyo Handoko, berada dalam situasi yang lumayan panas suhu politiknya dibanding tahapan pemilihan sebelum-sebelumnya. Karena calonnya hanya dua pasang secara “head to head”. Di sini Made bertindak secara sigap sejak awal. Dengan memetakan situasi dan kekuatan, serta memantau terus perkembangan informasi di bawah dan di kalangan tim sukses, iapun bisa membuat situasi berjalan secara kondusif. Pertentangan dan manuver-manuver politik segera dicegah agar tidak mengarah pada situasi chaos yang membawa dampak negatif bagi masyarakat Trenggalek.
Trenggalek, kota dengan seribu keindahan sejuta kedamaian, begitu AKBP I Made Agus Prasatya, S.I.K. M.Hum menyebutnya ketika memasuki gerbang Mapolres sebagai Kapolres Trenggalek pertengahan bulan Maret 2015 yang lalu. Di bawah pimpinannya, kepolisian Trenggalek banyak melakukan kegiatan-kegiatan baik yang berupa penegakkan hukum terhadap kejahatan, pencegahan, hingga melakukan aksi sosial, pelestarian lingkungan hidup, terjun ke lahan pertanian, hingga sosialisasi pada masyarakat termasuk pada pelajar. Di bawah kepemimpinannya, angka kriminalitas yang berhasil diselesaikan kepolisian cukup tinggi, mencapai 80 % dari total 350 kasus.
Oleh karenanya, setelah dilantik oleh Kapolda Jatim sebagai Kapolres Trenggalek, hal pertama yang ia lakukan adalah “audit organisasi”. Ia ingin mengetahui kekuatan, kelemahan dan potensi yang dimiliki oleh organisasi. Audit organisasi memang jamak dilakukan oleh perusahaan atau korporasi besar untuk memaksimalkan potensi yang ada guna meningkatkan produktifitas kerja. Bukan hal mudah sebenarnya, karena audit organisasi membutuhkan campur tangan banyak pihak yang tentu saja objektivitasnya perlu ditanyakan mengingat “pihak” disini adalah anggota Polres Trenggalek sendiri yang memiliki keterkaitan erat dengan satuan yang selama ini dinaunginya.
Guna mewujudkan kehadiran negara di masyarakat, Polres Trenggalek telah menggelar beberapa program inovasi dan kreasi yang pada dasarnya adalah mengoptimalkan semua potensi yang ada agar keberadaan Polri semakin dirasakan oleh masyarakat. Nama Trenggalek memang sudah tak asing lagi di telinga Made Agus. Ia pernah menjabat sebagai Kasat lantas Polres Tulungagung ketika berpangkat Ajun Komisaris Polisi yang secara geografis berdekatan dengan Trenggalek. [Hupmas]