
HAMID WILIS : SAKSI HIDUP SEJARAH KEPEMILUAN DI TRENGGALEK
Lahir pada tahun 1939 adalah wajar jika membuatnya rambutnya sudah memutih, dan kulit yang kelihatan di pipinya juga sudah tak kencang lagi. Dan pada saat Nurani divisi SDM dan Parmas ditemui di teras rumahnya, ia memakai kopyah. Dan siap diwawancarai.
Memang begitulah. Setiap ada orang, terutama anak-anak muda yang ingin tahu sejarah Trenggalek datang padanya, ia selalu memakai kopyah hitam dan berbaju rapi. Kemudian iapun siap menjawab pertanyaan dan diskusi dengan orang yang datang padanya. Bahkan ia betah bicara dan diskusi selama berjam-jam untuk melayani lawan “ngobrol”-nya.
Dialah bapak Abdul Hamid Wilis, seorang yang dikenal dengan sejarawan Trenggalek—mungkin satu-satunya saat ini. Dia juga pelaku sejarah sejak era revolusi hingga akhir pemerintahan Orde Baru (Soeharto). Berawal dari aktivis ormas (GP Ansor Trenggalek) yang mengalami pergesekan dengan barisan komunis di era Orde Lama (terutama sejak tahun 1960-an), hingga kemudian jadi politisi sejak tahun 1970-an, hingga akhir era Orde Baru. Tentu hal itu membuatnya banyak memiliki pengalaman, pun juga banyak kisah yang bisa ia ceritakan dari interaksinya dengan berbagai tokoh dan dinamika sosial dari jaman ke jaman sewaktu ia hidup.
“Apalagi beliau adalah seorang pencatat yang baik”, tutur Nurani Soyomukti yang pada hari Minggu (28/08/2016) datang lagi ke rumahnya. Itulah yang menyebabkan Nurani akhir-akhir ini memutuskan untuk datang ke rumah beliau, yaitu untuk menggali sejarah Trenggalek dari sisi sejarah kepemiluan dan politik.
Divisi SDM dan Parmas KPU Kabupaten Trenggalek saat ini memang punya program untuk mengisi website yang dimilikinya dengan tema-tema yang tidak monoton dengan cara mencoba menulis sejarah pemilu dan politik di Trenggalek. Menurut Nurani, tujuannya adalah agar pengisian materi di website bisa maksimal dan isinya menarik. “Caranya adalah tulisan yang juga temanya variatif, tidak monoton, sejarah politik dan kepemiluan di Trenggalek dari masa ke masa bisa jadi tulisan yang diharapkan menarik bagi pembaca”, kata pria alumnus Universitas Jember ini.
Dipilihnya Bapak Hamid Wilis, karena sejak tahun 1970-an beliau menjadi anggota DPRD Trenggalek. Beliau juga punya catatan yang akan dibukukan. Selain ia menulis sejarah tentang Trenggalek, ia juga mantan panitia sejarah Trenggalek di periode 1973-1985. “Sejarah partai politik, pemerintahan, konstelasi politik, beliau punya banyak catatan”, tambah Nurani.
Hamid Wilis saat ini berusia 77 tahun, tinggal di Dusun Sugihan Rt. 25, Rw 07, Desa Sumber Ringin, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek. Di sebuah rumah sederhana, ia terus menhabiskan waktu untuk menulis tentang sejarah masa lampau di Trenggalek. Sudah ada beberapa buku yang ditulis, di antaranya sudah diterbitkan. [Hupmas]