 
                  DIUNDANG MENGISI RENUNGAN MAHASISWA BARU STKIP PGRI TRENGGALEK, KOMISIONER KPU DORONG PARTISIPASI DALAM DEMOKRASI
Malam mendekati pukul 20.00 WIB ketika Nurani, Komisioner KPU Kabupaten Trenggalek tiba di kampus STKIP PGRI Trenggalek. Ia datang karena diminta datang oleh temannya, Haris Yudhianto, yang merupakan Kepala Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kampus itu. Ia dimintai memberikan ceramah dalam acara renungan malam pada acara OSPEK mahasiswa jurusan PKn tersebut.
Sampai di halaman kampus, Nurani langsung melihat puluhan mahasiswa berkumpul duduk lesehan di atas tikar yang dibeber di halaman depan Auditorium kampus itu. Ketika mendekati kumpulan mahasiswa, ia disambut oleh Haris Yudhianto bersama panitia. Maka, acarapun segera dimulai.
Acara dihantar oleh moderator dari Mahasiswa. Pemateri pertama diisi langsung oleh Haris Yudhianto selaku Kaprodi yang menguraikan pentingnya tradisi akademik di kampus. Ia menekankan prinsip kebebasan akademik dan tradisi berpikir melalui kegiatan organisasi dan forum-forum ilmiah bagi mahasiswa. “Belajar di kampus itu relatif bebas, tidak melulu tergantung pada dosen, kalian harus mencari lebih banyak daripada yang didapat di bangku kuliah”, tegasnya.
Setelah paparan pertama selesai, giliran Nurani komisioner KPU Kabupaten Trenggalek yang mendapatkan kesempatan bicara. Setelah sebelumnya diperkenalkan sebagai komisioner KPU kabupaten Trenggalek, maka iapun memaparkan visi-misi lembaganya dan kegiatan pendidikan pemilih untuk kaum muda termasuk mahasiswa. Ia juga memperkenalkan keberadaan Rumah Pintar Pemilu (RPP) VOTE dan saat itu juga ia mengajak mahasiswa dan dosen untuk berkunjung.
Nurani kemudian secara panjang lebar memaparkan bagaimana peran yang diambil oleh mahasiswa yang membedakannya dengan kalangan masyarakat lainnya. Ia menekankan peran nilai akademik sebagai basis bagi tanggungjawab mahasiswa untuk ikut berpartisipasi memperbaiki situasi masyarakat di luar kampus juga. Ia menekankan pentingnya sikap mahasiswa berbasis literasi.”Artinya, menganalisa masalah dengan banyak membaca dan diskusi, untuk mengisi demokrasi dengan partisipasi yang berkualitas”, imbuhnya.
Masih ada satu pembicara lagi sebelum acara dilanjut dengan diskusi, yaitu dari Muhammad Zamzuri yang merupakan aktivis penggerak Literasi dan ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Trenggalek. Ia membicarakan bagaimana sikap yang diambil mahasiswa dan kaum muda di era media sosial. [Hupmas]
                           
                           
                           
                        
