DI HADAPAN AMRUL, RELAWAN DEMOKRASI TRENGGALEK, WARGA SIAP TOLAK POLITIK UANG

TRENGGALEK, 31/01/2019— Salah satu Relawan Demokrasi Trenggalek  (RDT) dari Kecamatan Tugu, Amrullah, melakukan kegiatan sosialisasi Pemilu 2019    kepada Jamaah Yasin Masjid Nururrohman Dusun Pakel Desa Prambon pada hari Kamis tanggal 31 Januari 2019. Berbekal media yang seadanya, diantaranya specimen surat suara, dia secara sabar memberikan gambaran mengenai pemilu serentak tahun 2019.

Dia memberikan penuturan kepada jamaah yang hadir dirumah Bapak Meselan (RT 25 RW 05) sebanyak 73 orang yang terdiri dari  71 perempuan dan  2 laki-laki. Ia menyerukan bahwa pada tanggal 17 April 2019, hari Rabu Pahing, masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih (minimal sudah 17 tahun) akan memilih dengan cara mencoblos sebanyak lima (5) surat suara dan harus dimasukkan kedalam lima (5) kotak suara.

Mendengar penjelasan dari Amrul, ada yang bertanya tentang kesulitannya dan ribetnya pemilu serentak ini.  “Mas Amrul kulo bade tanglet, pemilihanipun kok kathah sanget, la simbahku nopo saget nyoblos menawi kathah ?", tanya ibu  tersebut.

Selanjutnya Amrul menjawab dengan cara menerangkan tentang jenis surat suara dan tata cara pencoblosan. Pada dasarnya surat suara ada lima (5) yaitu warna hijau untuk DPRD, warna biru untuk DPR Provinsi, warna kuning untuk DPRRI, warna merah untuk DPD dan warna abu-abu untuk Capres Cawapres. Lanjut dia, pecoblosan untuk calon DPR, ada ketentuannya. Yaitu pertama, jika dicoblos partainya, maka suara akan masuk ke Partai. Kedua, jika dicoblos nama calonnya, maka suara akan masuk ke calon legislatif. Ketiga bila dicoblos partai dan nama calon, maka suara akan masuk ke partai dan nama calon.

Sedangkan untuk pasangan presiden dan wakilnya, dicoblos didalam kotakan gambar pasangan sudah sah.  Amrul menambahkan, untuk orang tua, bisa dibimbing menuju bilik suara untuk dibantu dalam memilih, tetapi bukan mengarahkan ke salah satu calon legislatif/pasangan presiden dan wakilnya. Nantinya, yang membimbing orang tua tadi akan mendapatkan surat dari KPPS.

Mendengar jawaban dari mas amrul, seluruh jamaah terlihat sudah memahami dan sangat jelas dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan tadi. Terakhir, Amrul memberikan penjelasan tentang maraknya politik uang di masyarakat. Sedikit disampaikan bahwa warga untuk menolak pemberian dari siapa saja yang mengatasnamakan salah satu caleg, calon DPD, atau capres cawapres. "Ibu-ibu lan bapak, menawi sak mangke wonten engkang ngamplopi supados milih salah setunggaling calon, mpun ditampi, monggo kanthi alus ditolak, panjenengan jawab kulo sampun gadhah yatra piyambak", terang Relawan Demokrasi segmen keluarga  ini.

Penjelasan Amrul mendapat satu tanggapan lucu dari salah satu bapak yang bernama bapak Lasemo. Pak Lasemo menanggapi jika ada yang banyak memberikan uang, dia mengusulkan untuk datang ke rumahnya. “Mas amrul, mbok menawi wonten engkang nyebar (amplop) yatra, kathah, dipun aturi teng dalem, mangke kulo dukani, heheheehe” (“Mas amrul, jika nanti ada yang memberi amplop uang, dikasih tahu untuk kerumah saya, mau saya beri ceramah, hehehehe”).

Selanjutnya Amrul memberikan pengarahan tentang pentingnya tidak golput. Golput bukanlah suatu solusi, sebab setiap warga yang sudah 17 tahun mempunyai hak untuk memilih calon pemimpin. Bilamana hak itu tidak digunakan, maka akan rugi sebab tidak mampu memilih pemimpinnya. [Relasi]

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 30 Kali.